Dua gelombang ledakan ribuan gawai di penjuru Lebanon pekan ini telah menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya. Sebagian besar perangkat yang meledak adalah pager (penyeranta atau radio panggil) milik anggota milisi Hizbullah di negara itu. Namun, terdapat juga laporan ponsel hingga laptop yang meledak.
Enam bulan lalu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah meminta anggota kelompok dan keluarga mereka di Libanon selatan untuk membuang ponsel mereka. Nasrallah berdalih langkah itu demi keamanan dan untuk melindungi darah dan martabat orang.
“Tutup, kubur, taruh di peti besi dan kunci,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, sebagaimana dikutip lewat ABC Net Australia.
Sebagai gantinya, kelompok militan Lebanon itu memilih untuk menggunakan pager. Dengan begitu, kelompok itu menganggap akan lebih sulit dilacak dan disusupi dengan spyware Israel.
Tetapi ribuan pager itu secara bersamaan meledak dalam serangan mematikan di Lebanon beberapa waktu lalu. Dalam ledakan gelombang kedua yang terjadi pada Rabu (18/9/2024), telah menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 450 orang. Sementara pada hari Selasa, ledakan pager milik anggota Hizbullah yang berisi bahan peledak telah menewaskan 12 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Pager, juga dikenal sebagai beepers, populer pada era 1980-an sebelum penggunaan ponsel meluas. Mereka adalah perangkat kecil, nirkabel, yang dioperasikan dengan baterai yang menerima pesan singkat melalui operator pusat — baik dalam teks atau rekaman. Perangkat itu bekerja pada gelombang radio, sehingga tidak ada kemampuan pelacakan Global Positioning System (GPS).
Toby Walsh dari UNSW School of Computer Science and Engineering mengatakan mencoba melacak pager akan seperti mencoba melacak seseorang mendengarkan siaran radio.
“Anda tidak benar-benar memberikan apa pun tentang diri Anda dari mereka, jadi mereka (Hizbullah) berpikir itu akan menjadi cara yang lebih aman untuk berkomunikasi satu sama lain,” katanya.
Pemicu Ledakan
Pejabat Amerika Serikat (AS) secara anonim mengatakan kepada The New York Times (NYT) bahwa ledakan yang terjadi pada sejumlah gawai milik milisi Hizbullah di Lebanon akibat bahan peledak yang sengaja ditanam Israel pada pager buatan perusahaan Taiwan, sebelum diterima kelompok itu.
“Para-pager yang dimiliki Hizbullah dari Gold Apollo di Taiwan, telah dirusak sebelum mereka mencapai Libanon, menurut beberapa pejabat. Sebagian besar adalah model AR924 perusahaan, meskipun tiga model Gold Apollo lainnya juga termasuk dalam pengiriman,” sebut laporan tersebut, seperti dikutip pada Rabu (18/9/2024).
Pejabat itu bilang bahwa bahan peledak yang berbobot antara satu atau dua ons, ditanamkan di sebelah baterai di setiap pager. Sebuah saklar juga tertanam yang bisa dipicu dari jarak jauh untuk meledakkan bahan peledak itu.
Sebelum meledak para-pager menerima pesan yang muncul seolah-olah itu berasal dari kepemimpinan Hizbullah. Padahal pesan itu mengaktifkan bahan peledak yang tertanam di gawai tersebut.
“Perangkat diprogram untuk berbunyi bip selama beberapa detik sebelum meledak,” menurut tiga pejabat AS.
Baca Juga:
Gelombang Kedua Ledakan Gawai di Lebanon: Ponsel sampai Laptop Ikut Meledak