Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menyiapkan warganya untuk menghadapi potensi gempa dahsyat yang berasal dari megathrust di Selat Sunda. Persiapan dilakukan melalui serangkaian pelatihan simulasi bencana.
Ketua Sub-Kelompok Kedaruratan dan Penanganan Pengungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Wardaya baru-baru ini mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan simulasi guna mengurangi risiko bencana gempa megathrust secara serentak.
Pihaknya mengaku sudah menyiapkan pelbagai skenario simulasi supaya bisa menjangkau semua kalangan masyarakat Jakarta. Skenario itu meliputi cara masyarakat menghadapi bencana gempa baik di rumah sakit, pemukiman padat penduduk, pasar, sekolah, sampai gedung perkantoran.
Termasuk simulasi penyelamatan diri saat menghadapi bencana kebakaran dan banjir.
Menurut Wardaya, simulasi itu bakal melibatkan berbagai pihak yang memiliki keahlian darurat bencana seperti, petugas pemadam kebakaran, Basarnas, maupun tim ahli K3 perusahaan.
Surat edaran mengenai arahan simulasi kebencanaan itu, menurut Wardaya, akan disusun oleh gubernur Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi gempa besar dari dua megathrust atau jalur subduksi lempeng bumi di wilayah Indonesia hanya tinggal menunggu waktu. Sebabnya kedua megathrus, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut, sudah cukup lama tak melepaskan energi besarnya.
Para ahli memprakirakan dua megathrus tersebut bisa meledak secara berulang dalam kurun waktu tertentu, bahkan bisa mencapai ratusan tahun.
Kepala Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, ekspose energi dari kedua megathrust ini bisa dibilang hanya tinggal menunggu waktu, mengingat keduanya telah selama ratusan tahun belum merilis energi besar yang memicu terjadinya gempa besar.
Daryono menduga kedua zona itu sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan/stress kerak Bumi.
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono melalui keterangan tertulisnya, seperti dikutip pada Senin (12/8/2024).