Keluarga mendiang penyanyi soul dan funk Isaac Hayes mengajukan gugatan yang menuntut ganti rugi sebesar 3 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp47 miliar terhadap Donald Trump atas penggunaan lagu penyanyi itu tanpa izin.
Nominal ganti rugi sebesar itu sebagai kompensasi atas 134 penggunaan lagu Hayes yang digunakan Trump pada kampanye akbar sejak 2022, terbaru di Montana, Jumat (9/8/2024).
Putra pemenang Grammy dan Oscar itu, Isaac Hayes III memposting di media sosial bahwa keluarganya telah mengajukan gugatan atas penggunaan lagu hit ayahnya dalam kampanye Trump selama kurun 2022 hingga 2024.
“Kami keluarga @_isaachayes Isaac Hayes Enterprises, yang diwakili oleh Walker & Associates, menggugat Donald Trump dan kampanyenya untuk 134 tuduhan pelanggaran hak cipta atas penggunaan lagu ‘Hold On, I’m Coming’ yang tidak sah pada kampanye umum dari 2022-2024,” demikian bunyi postingan yang ditandatangani oleh The Hayes Family, seperti dikutip melalui Euro News, Rabu (14/8/2024).
Postingan itu menambahkan, pihaknya menuntut Tim Kampanye Trump untuk menghentikan penggunaan lagu milik mendiang ayahnya. Mereka juga menuntut agar Tim Trump menghapus semua video yang berisi lagu milik Hayes.
“Kami menuntut penghentian penggunaan, penghapusan semua video terkait, penafian publik, dan pembayaran biaya lisensi sebesar $3 juta pada 16 Agustus 2024. Kegagalan untuk mematuhi akan mengakibatkan tindakan hukum lebih lanjut,” katanya.
Isaac Hayes III memposting pesan lain yang mengatakan bahwa calon presiden AS pada Pilpres AS 2024 itu, kurang berintegritas dalam hal penghargaan terhadap hak cipta para seniman. Bukan hanya itu, kata Hayes III, Trump juga tak berintegritas jika berkaca pada rekam jejaknya dalam melakukan pelecehan seksual terhadap wanita, serta retorikanya yang rasis.
“Perilaku ini tidak akan lagi ditoleransi, dan kami akan mengambil tindakan cepat untuk mengakhirinya,” katanya.
Keluarga Hayes adalah yang terbaru dari antrean panjang musisi yang mengeluh tentang kampanye Trump. Mulai dari Adele, Bruce Springsteen dan Sinead O’Connor telah meminta politisi itu menghentikan penggunaan lagu mereka tanpa izin.
Pekan lalu, musisi Prancis Woodkid meminta Trump agar menghentikan memakai tanpa izin salah satu lagunya, lagu yang menjadi antem kaum LGBTQ+. Penggunaan lagu ini oleh Tim Trump terdengar begitu ironis mengingat sikap politik mereka yang menentang kalangan LGBTQ+.
Bahkan baru-baru ini, tim Céline Dion juga memprotes penggunaan lagunya ‘My Heart Will Go On‘ di sebuah kampanye umum Trump di Montana.
Baca Juga:
Donald Trump: Iran Harus Dimusnahkan dari Bumi jika Dirinya Terbunuh
Janji Trump Jika Terpilih Lagi: Saya Bisa Hentikan Perang lewat Telepon