General

Pemkot Tangerang Minta Pegawai Sedekah Telur Guna Cegah Stunting

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Jakub Kapusnak/Ilustrasi Telor

Pemerintah Kota Tangerang, Banten meminta pegawainya untuk membawa satu butir telur setiap seminggu sekali. Permintaan itu tidak hanya ditujukan kepada pegawai yang telah berstatus sebagai ASN, melainkan juga mereka yang belum menjadi ASN.

Telur-telur yang didapat dari para pegawai itu akan disalurkan sebagai sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Kebijakan itu dibingkai dalam program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami), sebuah acara amal inisiasi Pemkot Tangerang.

Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Tangerang, Noordin menjelaskan bahwa program Sate Sami merupakan wujud kepedulian pegawainya untuk memberikan tambahan makanan bergizi kepada masyarakat dan anak-anak yang terdiagnosis mengalami stunting di wilayahnya.

Dengan adanya program itu, pihaknya mengharapkan dapat mencegah kasus stunting di wilayah Kota Tangerang. Pihaknya menargetkan Sate Sami dapat mengumpulkan 10 ribu butir telur setiap minggunya. Telur-telur itu kemudian disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan guna mencegah gizi buruk atau stunting, meningkatkan gizi dan tumbuh kembang anak khususnya bayi dan remaja di Kota Tangerang.

“Targetnya 10 ribu butir akan didistribusikan untuk mencegah stunting,” ujar Noordin pada Selasa (6/8/2024).

Pendistribusian telur tersebut nantinya akan dilakukan melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu Dapur Sehat di setiap Rukun Warga (RW). Dari sana, telur-telur dari para pegawai itu akan dibagikan kepada para keluarga yang membutuhkan.

Noordin mengatakan, pihaknya tetap menjalankan program itu kendati pada akhir Juni lalu kasus stunting di Kota Tangerang sudah berada di angka 4,9 persen. Angka itu lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 21,6 persen di 2023. Hal itu dilakukan guna mewujudkan anak-anak Tangerang yang lebih sehat dan cerdas.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada awal 2023 pernah mengatakan, stunting bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis.

Sebab itu orang nomor satu di Indonesia itu menargetkan agar paparan kasus stunting di Indonesia di tahun ini hanya sebesar 14 persen. Jokowi optimis dengan kekuatan yang ada Indonesia mampu mencapai target tersebut.

Dia mendorong infrastruktur dan lembaga yang ada untuk digerakkan guna memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. “Jadi target 14 persen itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi,” kata Jokowi kala itu, seperti dikutip melalui portal Kementerian Kesehatan.

Share: Pemkot Tangerang Minta Pegawai Sedekah Telur Guna Cegah Stunting