Internasional

Konflik Israel-Hizbullah Memanas, Pemerintah Imbau WNI Tinggalkan Lebanon

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Flickr/Noaman Ali/Hizbullah

Pemerintah mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk meninggalkan Lebanon menyusul semakin memanasnya konflik antara Israel dengan kelompok Hizbullah yang berbasis di negara itu.

KBRI Beirut dan Kementerian Luar Negeri RI telah memonitor dari dekat situasi keamanan di Lebanon dan mereka menyimpulkan kemungkinan terjadinya eskalasi konflik bersenjata antara dua pihak tersebut.

KBRI Beirut mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian, serta bersiap dan mengantisipasi apabila terjadi eskalasi konflik.

“Untuk itu, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri, selama layanan penerbangan komersial masih tersedia,” kata KBRI Beirut dalam sebuah imbauan pada Senin (29/7/2024).

Pemerintah juga mengimbau WNI untuk menunda mengunjungi Lebanon apabila hendak bertandang ke negara itu.  Hal itu setidaknya hingga situasi keamanan di sana membaik.

KBRI  di sana telah menetapkan Status Siaga I di wilayah Lebanon Selatan sejak Oktober tahun lalu. Wilayah itu mencakup Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre dan Aitaroun.

“Dalam kaitan ini, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di safe house KBRI Beirut,” kata KBRI.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, agar dapat segera menghubungi hotline KBRI Beirut melalui telepon maupun Whatsapp pada nomor +961 70817310.

Berdasarkan data lapor diri KBRI Beirut, terdapat 203 WNI yang menetap di Lebanon serta sekitar 1.232 personil TNI yang bertugas di UNIFIL. Terdapat 14 WNI yang menetap di wilayah Lebanon Selatan dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah masing-masing karena merasa situasi masih relatif aman.

Diketahui, ketegangan antara Israel dengan Hizbullah telah pecah menjadi konflik terbuka. Kedua pihak hampir setiap hari saling baku tembak sejak serangan perlawanan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Hizbullah yang didukung Iran menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang terkepung di Gaza.  Ketegangan meningkat sangat tinggi pada musim panas ini. Situasinya makin memanis pada Sabtu akhir pekan lalu, setelah Israel dan AS menyalahkan Hizbullah atas serangan roket di desa Druze di dataran tinggi Golan yang diduduki Israel. Serangan itu menewaskan 12 anak-anak dan remaja.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa respons Israel terhadap serangan itu akan sangat “keras”.  Militer Israel mengatakan pada Selasa pekan ini bahwa mereka telah menyerang 10 sasaran yang terkait dengan Hizbullah di setidaknya tujuh wilayah berbeda di Lebanon selatan.

 

Share: Konflik Israel-Hizbullah Memanas, Pemerintah Imbau WNI Tinggalkan Lebanon