Produsen mainan Mattel meluncurkan karakter boneka Barbie penyandang disabilitas netra atau buta, Selasa (24/7/2024). Karakter boneka tuna netra itu diluncurkan berbarengan dengan karakter lain yang berkulit gelap dan mengalami sindrom Down.
Perusahaan ini bekerja sama dengan American Foundation for the Blind (AFB) untuk memastikan boneka Barbie buta secara akurat menggambarkan individu dengan kebutaan atau gangguan penglihatan.
“Saat kami mengakhiri bulan Disability Pride, kami percaya ini adalah cara terbaik untuk membuat anak-anak di seluruh dunia merasa dilibatkan, terlepas dari kemampuan mereka,” kata Tony Stephens dari AFB, seperti dikutip dari CBS News.
Untuk itu, busana boneka tersebut bersifat taktil dengan blus merah muda satin dan rok ruffle bertekstur dengan pengikat kait dan lingkaran berwarna cerah untuk penutup di bagian belakang atasan boneka. Boneka baru ini bahkan memiliki kemasan yang dapat diakses dengan tulisan “Barbie” dalam huruf Braille.
Aksesoris boneka tersebut termasuk tongkat putih-merah dengan ujung marshmallow yang dapat dikenali dan termasuk kacamata hitam yang bergaya dan fungsional. Boneka itu juga mencerminkan pandangan mata orang buta yang terkadang berbeda, yakni menghadap sedikit ke atas dan ke luar.
“Sangat menyenangkan mendapat kesempatan bekerja sama dengan Mattel dalam proyek ini,” kata CEO AFB, Eric Bridges.
“Mereka tidak hanya memiliki keinginan mendalam agar boneka tersebut menjadi representasi otentik dari komunitas kami, tetapi juga bagaimana seorang anak tunanetra akan berinteraksi dengan boneka tersebut,” katanya.
Bridges mengatakan kepada People Magazine bahwa ada sejarah yang salah dalam menggambarkan orang-orang tunanetra di media, sehingga ia berharap hal ini dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang kebutaan. “Kami menyadari bahwa Barbie lebih dari sekadar boneka; ia mewakili ekspresi diri dan dapat menciptakan rasa memiliki,” ujar Wakil Presiden Senior Barbie, Krista Berger.
Pada tahun 2020, lini Barbie Fashionistas perusahaan menampilkan boneka pertamanya dengan vitiligo, boneka tanpa rambut, dan boneka dengan warna kulit lebih gelap dan kaki palsu berwarna emas. Tahun lalu, perusahaan tersebut bermitra dengan National Down Syndrome Society (NDSS) dan merilis boneka Barbie penderita Down Syndrome yang pertama.
Tahun ini, keduanya kembali berkolaborasi — kali ini menciptakan Barbie Hitam dengan sindrom Down. “NDSS sangat gembira dapat memperkenalkan boneka Barbie kedua dengan sindrom Down. Peluncuran boneka ini bersamaan dengan boneka Barbie baru dengan Kebutaan menandai langkah penting lainnya dalam memperluas keterwakilan komunitas disabilitas,” kata Presiden dan CEO NDSS, Kandi Pickard dalam sebuah pernyataan.
Sindrom Down adalah suatu kondisi genetik yang dapat memengaruhi perkembangan otak dan tubuh seseorang. Setiap tahunnya, sekitar 6.000 bayi yang lahir di Amerika Serikat menderita sindrom Down dan ini merupakan kondisi kromosom paling umum yang didiagnosis di Amerika Serikat.
“Diperkenalkannya boneka Barbie pertama dengan sindrom Down pada tahun 2023 memiliki dampak besar pada komunitas sindrom Down dan menyadari pentingnya memajukan representasi,” kata Berger dalam sebuah pernyataan kepada CBS News.
“Kami tahu bahwa ada kekuatan dalam permainan dan ketika seorang anak bermain dengan Barbie, mereka membayangkan masa depan di mana mereka bisa menjadi apa pun,” tambahnya.