Sejumlah anggota parlemen AS memboikot pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di depan Kongres pada Rabu (24/7/2024). Namun, ada satu anggota parlemen yang terkenal keras mengkritik Israel hadir dalam pidato Netanyahu tersebut.
Satu-satunya anggota Kongres keturunan Palestina-Amerika, Rashida Tlaib, duduk menyaksikan pidato Netanyahu dengan keffiyeh dan pin bendera Palestina.
Dia juga memegang salah satu tanda bertuliskan “Penjahat Perang”. Tanda tersebut merujuk pada Netanyahu yang dianggap telah melakukan kejahatan perang dalam agresi Israel di wilayah Gaza sejak Oktober tahun lalu. Sementara pada papan tanda yang dipegang Tlaib bertuliskan “Bersalah atas Genosida.”
Dilansir melalui Huffpost, dalam pidatonya Netanyahu memuji perang Israel di Gaza. Ia juga berterima kasih kepada Biden dan Trump atas dukungan mereka terhadap Israel, serta mengutuk upaya pembunuhan terhadap Trump dan mengecam pengunjuk rasa pro-Palestina.
Tlaib adalah satu-satunya orang Amerika keturunan Palestina di Kongres. Selain protesnya, Tlaib mengeluarkan pernyataan keras menjelang pidato Netanyahu yang menyebut pemimpin Israel itu sebagai “penjahat perang.”
“Sangat memalukan bahwa para pemimpin dari kedua partai mengundangnya untuk berpidato di Kongres. Dia harus ditangkap dan dikirim ke Pengadilan Kriminal Internasional,” kata Tlaib dalam pernyataannya pada Selasa (23/7/2024).
“Jangan salah: acara ini adalah perayaan pembersihan etnis warga Palestina. Ini adalah hari yang menyedihkan bagi demokrasi kita ketika rekan-rekan saya tersenyum saat berfoto dengan seorang pria yang aktif melakukan genosida,” lanjutnya.
Tlaib menegaskan bahwa rekan-rekannya munafik ketika mereka sebelumnya mengaku prihatin dengan banyaknya korban jiwa warga sipil tak berdosa di Gaza, namun kemudian berbalik dan menyambut Netanyahu yang dianggapnya sebagai aktor yang bertanggung jawab atas kejahatan perang di Gaza.
Meskipun mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin, pidato dan kunjungan Netanyahu mendapat penolakan luas di luar Capitol.
Selain itu, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina di Washington, D.C., berdemonstrasi menentang kunjungan Netanyahu dan perang tersebut. Polisi Capitol AS menggunakan semprotan merica terhadap para demonstran dan menangkap sedikitnya enam orang.
Sejak 7 Oktober, ketika militan Hamas menyerang Israel, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 39.000 warga Palestina. Sebuah laporan independen yang disampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB bulan lalu menyatakan bahwa pasukan Israel memimpin “pemusnahan” terhadap rakyat Gaza. Penduduk di wilayah tersebut juga dilaporkan mengalami kelaparan akibat ulah Israel.