Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak pendirian rumah sakit lapangan di Israel untuk merawat anak-anak Gaza yang tidak dapat menerima perawatan medis di luar negeri.
Rencana pembangunan rumah sakit lapangan diumumkan Kantor Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant lantaran jalur penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir masih ditutup. Penyeberangan tersebut telah ditutup sejak pasukan Israel merebutnya pada awal Mei. Mesir menolak untuk membuka jalur itu selama masih diduduki tentara Israel.
Hal itu membuat anak-anak Gaza yang terluka akibat serangan Israel sulit mengakses fasilitas kesehatan. Terlebih lagi sejumlah rumah sakit dan klinik di sana nyaris sudah tak berfungsi akibat gempuran tersebut.
Kantor Gallant menilai opsi pembangunan rumah sakit lapangan sebagai solusi jangka pendek, sebelum solusi permanen terwujud.
“Ini adalah solusi jangka pendek yang signifikan yang akan mengatasi kebutuhan kemanusiaan segera sampai mekanisme permanen dibentuk untuk mengevakuasi dan merawat anak-anak yang sakit,” kata Kantor Gallant dalam sebuah pernyataan pada Selasa (17/7/2024), seperti dilansir dari The Times of Israel.
Pernyataan itu tidak memberikan batas waktu atau perincian apakah rumah sakit tersebut akan dikelola oleh otoritas Israel atau entitas lain.
Gallant memberi tahu mitranya dari AS, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, tentang rencana pembangunan rumah sakit lapangan di sepanjang perbatasan Gaza, melalui panggilan telepon awal pekan ini.