Curhat Mendagri Disindir Singapura: Indonesia Banyak Sawah tapi Krisis Beras

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Tito Karnavian/Portal Kemendagri

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku sempat disindir rekan kuliahnya di Singapura soal kondisi di Indonesia. Kala itu rekannya menilai Indonesia memiliki segalanya tetapi masyarakatnya tidak.

Hal itu berlawanan dengan Singapura yang negaranya tidak memiliki apa-apa, tetapi segala kebutuhan rakyatnya terpenuhi. Hal itu disampaikan Tito dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Tahun 2024, di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Tito menjelaskan, rekannya berusaha menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun rakyatnya tidak sejahtera. Sementara Singapura, negara yang tidak memiliki gelimang sumber daya alam, tapi kebutuhan sejahtera.

Tito mencontohkan bahwa Indonesia banyak memiliki lahan persawahan, tapi masih terjadi krisis pangan. Sementara Singapura yang tidak memiliki lahan sawah satu pun, justru tidak pernah mengalami hal itu.

“Maksudnya kan Indonesia hebat punya sawah banyak, kami (Singapura) satu pun gak punya. Tapi di Indonesia (mengalami) krisis beras, kami di sini (Singapura) tidak pernah. Kami gak punya satu tetes pun minyak, satu botol pun gas. Indonesia berlimpah, minyak gas, belum lagi biofuel, tapi listriknya biar-pet (mati-menyala),” kata mantan kapolri itu, seperti dikutip dari siaran langsung di saluran YouTube APKASI.

Perbincangan dengan rekannya itu membuat Tito merasa miris dan prihatin. Sebab itu, dia menilai Indonesia perlu memanfaatkan sebaik mungkin waktu 20 tahun ke depan hingga tahun 2045, guna mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.

Untuk mewujudkan hal itu, Tito percaya bahwa peningkatan ekonomi harus diwujudkan lewat menggenjot produksi dalam negeri. Sebab menurutnya, aktor yang mampu menggenjot memproduksi barang dalam sekala besar hingga membanjiri pasar dunia, maka aktor negara itulah yang bakal mendominasi ekonomi dunia.

“Tidak akan ada lebih dari 15 negara yang memiliki kemampuan produksi massal, angkatan kerja besar, kekayaan melimpah, dan bentangan wilayah luas,” ujarnya.

Share: Curhat Mendagri Disindir Singapura: Indonesia Banyak Sawah tapi Krisis Beras