Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menghindari untuk transit di Eropa dalam rencana perjalanannya ke AS bulan ini. Hal itu menyusul kekhawatiran Netanyahu terhadap sikap Eropa mengenai kemungkinan menjalankan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap dirinya.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai hal itu mengindikasikan bahwa Netanyahu dalam kondisi terjepit.
“Kini posisi Netanyahu benar-benar semakin terjepit bahkan Netanyahu sekarang ini sudah tidak lagi bisa hidup bebas dan tenang karena bisa-bisa bila dia datang ke suatu negara tidak mustahil dia akan ditangkap sehingga dalam perjalanannya ke AS dia tidak lagi berani untuk transit di Eropa,” ujar Anwar Abbas melalui keterangannya, Kamis (11/7/2024).
Abbas menilai, negara-negara Eropa kini banyak yang berbalik arah untuk mendukung Palestina dan beroposisi dengan Netanyahu. Dia mencontohkan langkah Prancis yang telah memberikan dukungannya kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) setelah jaksa ICC mengajukan perintah penangkapan terhadap Netanyahu.
“Dalam hal ini tampak jelas bagaimana Pemerintah Prancis ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa negaranya mendukung independensi ICC dan menyebut hal itu sebagai perjuangan melawan impunitas,” ujar Abbas.
Petinggi Muhammadiyah itu melihat bahwa Netanyahusekarang sudah mulai menuai badai dari tindakan kejahatan yang telah dilakukannya. “Dan mari kita tunggu saatnya di mana Netanyahu akan bisa merasakan bagaimana sakit dan perihnya penderitaan dari rakyat Palestina akibat dari ulah kebijakan dan tindakannya,” ujarnya.
Netanyahu sebelumnya telah menyatakan kekhawatirannya tentang permohonan surat perintah penangkapan ICC oleh jaksa penuntut, meski berusaha meremehkan lembaga itu. Banyak sekutu terdekat Israel – termasuk Jerman – mengatakan mereka akan menangkap perdana menteri jika ia mengunjungi negara tersebut dan surat perintah penangkapan dikeluarkan.
Sementara pemerintahan Partai Buruh yang baru terpilih di Inggris dilaporkan diperkirakan akan membatalkan upaya hukumnya untuk menunda ICC memproses kasus tersebut.
AS telah mengecam ICC, dengan mengatakan bahwa mereka akan tetap mendukung Israel. Selama kunjungannya ke Washington pada 24 Juli, Netanyahu diperkirakan akan berbicara di Kongres dan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden. Hal itu menjadi pertemuan pertama antara keduanya sejak Oktober tahun lalu yang berlangsung di Israel hanya beberapa hari setelah dimulainya perang Gaza.