Internasional

Militer Israel Sebar Selebaran “Gaza Akan Jadi Zona Tempur Berbahaya” Perintahkan Warga Mengungsi

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Pesawat Tempur Israel/Wikimedia

Militer Israel menyebarkan selebaran yang berisi perintah evakuasi warga dari kota Gaza, Rabu (10/7/2024). Mereka menginstruksikan warga Palestina untuk pindah ke pusat dan selatan wilayah tersebut.

Dilansir dari Voice of America (VOA), perintah evakuasi dikeluarkan melalui selebaran yang dijatuhkan dari langit Gaza. Bunyi selebaran tersebut mengatakan bahwa daerah tersebut akan “tetap menjadi zona pertempuran yang berbahaya”.

Selebaran tersebut menguraikan dua “rute aman” yang dapat diambil oleh warga Gaza untuk mengevakuasi diri dari daerah tersebut. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric menilai perintah tersebut hanya akan menambah penderitaan massal bagi warga Palestina. Sebab menurut dia banyak di antara mereka telah menjadi pengungsi berulang kali.

“Warga sipil ini harus dilindungi, dan kebutuhan penting mereka harus dipenuhi, baik mereka melarikan diri atau tetap tinggal,” ujar Dujarric.

Dia bilang, tidak ada eksodus massal yang terjadi dalam waktu dekat karena banyak warga Palestina percaya bahwa tidak ada tempat perlindungan yang aman di Gaza.

Perintah evakuasi tersebut dikeluarkan ketika pasukan militer Israel melanjutkan serangan mereka di Gaza tengah pada hari Rabu, sehari setelah serangan udara terhadap sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Palestina.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, serangan sekolah itu menewaskan sedikitnya 29 orang. Tentara Israel melancarkan serangan udara di kota Nuseirat dan Khan Yunis, menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan beberapa lainnya terluka.

Delapan orang tewas dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di Deir al-Balah, sebuah daerah yang terletak di dalam “zona aman kemanusiaan.”

Nimrod Goren, peneliti senior urusan Israel di Middle East Institute, berbicara kepada VOA tentang bagaimana serangan baru ini dapat menggagalkan perundingan gencatan senjata meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk mengirim delegasi ke perundingan tersebut.

“Hal yang penting bukanlah apakah serangan militer akan terus berlanjut sementara perundingan sedang berlangsung, melainkan kondisinya,” kata Goren.

Perbedaan utama antara kedua belah pihak mengenai gencatan senjata, menurutnya adalah apakah Israel dapat melanjutkan pertempurannya di Gaza. Sebab pilihan ini adalah sesuatu yang kini ditolak sepenuhnya oleh Hamas.

Share: Militer Israel Sebar Selebaran “Gaza Akan Jadi Zona Tempur Berbahaya” Perintahkan Warga Mengungsi