Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur kembali mengangkat Profesor Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair (FK Unair) setelah sebelumnya yang bersangkutan dipecat oleh pihak rektorat. Pemecatan terhadap Profesor Budi Santoso disebut lantaran ia menolak keberadaan dokter asing di Indonesia.
“Alhamdulillah, bapak rektor [Rektor Universitas Airalangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Profesor M Nasih] sudah memaafkan dan semuanya saya serahkan kembali ke bapak rektor,” kata Profesor Budi dalam konferensi pers di Surabaya, Selasa (9/7/2024).
Profesor Budi menyampaikan permohonan maaf kepada Profesor M Nasih atas kegaduhan yang selama ini ditimbulkan atas kasus pemecatan dirinya.
Dia mengaku telah bertindak kelewat batas lantaran turut menyeret nama Unair dalam perkara itu. Profesor Nasih sendiri enggan menjelaskan alasan pasti pemecatan terhadap Profesor Budi.
Dia hanya mengatakan, Profesor Budi akan kembali menjabat sebagai Dekan FK Unair pada Rabu (10/7/2024) esok.
Diketahui, Profesor Budi Santoso diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair pada Rabu (3/7/2024). Ia disebut diberhentikan karena menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
Pasalnya pemberhentian Budi dari jabatannya tak lama setelah pernyataannya dirinya yang menolak program dokter asing di Indonesia, Kamis (27/6/2024). Sebelum dipecat, ia sempat dikonfirmasi melalui pemanggilan dirinya oleh pihak Rektorat Unair pada Senin (1/7/2024).
Pemberhentian Budi disebut-sebut berkat intervensi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun isu itu dibantah pihak Kemenkes. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyebut isu itu sebagai fitnah.
Menurutnya, Kemenkes tak mempunyai wewenang akan hal itu. Mengingat Unair tidak berada di bawah naungan Kemenkes.
Mohammad Syahril menyinggung gelombang protes yang disuarakan kalangan dokter lokal atas kehadiran tim medis Arab Saudi di RS Adam Malik, Medan, Sumatra Utara baru-baru ini. Menurutnya hal itu dilatarbelakangi kecemburuan profesi.
Padahal menurut dia, kehadiran dokter asing itu untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak Indonesia. Bukan untuk mengambil lahan para dokter Indonesia.