Seorang wartawan dan keluarganya tewas terpanggang dalam kebakaran yang menimpa rumahnya di Karo, Sumatra Utara (Sumut). Insiden itu disinyalir bertautan dengan kerja jurnalistik wartawan bernama Sempurna Pasaribu itu, yang belum lama memberitakan soal lapak perjudian di Karo yang dikelola oknum aparat TNI.
Pasalnya kebakaran itu terjadi belum lama setelah wartawan Tribrata TV itu bertemu dengan oknum aparat dimaksud. Oknum itu mendesak Sempurna Pasaribu supaya menghapus laporannya.
“Dan dia [Sempurna Pasaribu] menyebut di sana dengan terang ada oknum aparat yang menjadi pengelola lapak judi tersebut. Terkait pemberitaan itu, kami menduga salah satu penyebab (rumah) dia dibakar dan terjadi satu keluarga meninggal di rumah itu,” kata Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Erick Tanjung baru-baru ini, dikutip dari ANTARA.
Dia menjelaskan berita yang ditulis Sempurna Pasaribu terbit pada 22 Juni 2024 dan juga diunggah oleh korban via akun Facebook pribadinya. Di samping itu, Erick mengatakan korban dan rekannya sempat bertemu dengan oknum aparat dimaksud beberapa jam sebelum kejadian.
“(Bertemu) Rabu (26/6/2024) malam, kejadiannya kan pukul 3 dini hari pada hari Kamis (27/6/2024),” ucapnya.
Korban dan rekannya bertemu dengan oknum aparat di suatu tempat untuk membicarakan berita yang ditulis. Menurutnya, oknum tersebut sempat meminta korban menghapus pemberitaan tersebut.
Sementara itu, Dewan Pers menyesalkan insiden tersebut. Anggota Dewan Pers, Totok Suryanto mengatakan bahwa insiden itu memiliki dua versi. Versi pertama seperti yang dicurigai KKJ, sementara versi lain akibat ceceran bensin.
“Sedangkan versi yang lain menyebutkan bahwa kebakaran itu lantaran ada ceceran bensin di rumah korban dan kemudian menyulut bara api. Diketahui memang kebetulan korban di rumahnya berjualan bensin eceran,” ujar Totok saat konferensi pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Utara telah memeriksa 16 saksi terkait insiden tersebut. “Mereka sudah dimintai keterangan, baik dari keluarga maupun orang yang melihat kebakaran,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Kombes Hadi Wahyudi di Medan, Selasa (2/7/2024).
Hadi mengatakan bahwa penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut masih terus berjalan. Polisi masih belum bisa mengetahui terkait dengan penyebab kebakaran merenggut nyawa keluarga jurnalis itu. “Tidak berdasarkan opini ataupun asumsi, tetapi semua kami buktikan secara ilmiah,” katanya.
Dia mengaku telah menerjunkan tim laboratorium forensik, Inafis, Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut, dan Polres Tanah Karo guna mengungkap kasus tersebut.
“Autopsi sudah dilakukan oleh tim dengan penyebab kematian karena terbakar. Selain itu, ada isu istrinya hamil ternyata mengalami penyakit kista,” kata dia.
Sebelumnya, empat orang meninggal dunia dalam kebakaran tersebut adalah Sempurna Pasaribu (47 tahun), istrinya, Elfrida boru Ginting (48 tahun), anaknya, Sudi Investasi Pasaribu (12 tahun), dan cucunya, Loin Situkur (3 tahun).