Internasional

Bakar Puluhan Warga Sipil Hidup-hidup, AS Anggap Serangan ke Rafah Tak Lampaui Batas

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Gambaran Serangan Rafah/Portal Communist Red

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menganggap serangan Israel ke Rafah, Gaza, pada Minggu pekan lalu, tidak melampaui batas yang telah digariskan Presiden AS Joe Biden. Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby mengatakan bahwa aksi Israel itu belum melampaui batas sehingga AS harus menghentikan pasokan senjata ke Israel.

“Kami belum melihat hal itu terjadi saat ini. Kami belum melihat mereka menyerbu Rafah,” ujar Kirby pada Rabu (29/5/2024), seperti dilansir dari BBC.

“Kami belum melihat mereka masuk dengan unit besar, pasukan dalam jumlah besar, dalam kolom dan formasi dalam semacam manuver terkoordinasi terhadap berbagai sasaran di lapangan,” sambungnya.

Diketahui, Joe Biden sempat menyatakan, dirinya telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS akan menyetop untuk menyuplai senjata ke nagara itu jika mereka melawati batas.

“Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi konflik kota, untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Biden kepada CNN pada 8 Mei lalu.

Sementara itu, Kirby menilai serangan Israel ke Rafah sebagai sesuatu yang “memilukan” dan “mengerikan”. “Seharusnya tidak ada nyawa tak berdosa yang hilang di sini akibat konflik ini,” katanya.

Bakar Warga Sipil Hidup-hidup

Diketahui, Israel melancarkan serangan udara ke kamp pengungsian di Rafah pada Minggu (19/5/2024) lalu. Melansir laman Al Jazeera, serangan itu membuat jasad para korban terkoyak dan sebagian terbakar hidup-hidup. Seorang anak ditemukan dalam kondisi jasad terpenggal dan terbakar akibat serangan brutal tersebut.

“Serangan itu mencabik-cabik para korban, termasuk seorang anak-anak, dan menyebabkan kebakaran besar, membakar orang-orang hidup-hidup di tenda mereka,” kata para saksi dan video yang di-posting secara daring.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan korban terbanyak yang tewas dalam serangan tersebut.

Dilansir dari AP, serangan itu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk mengakhiri serangan militernya di Rafah. Wilayah itu merupakan tempat bagi lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza mencari perlindungan sebelum serangan Israel awal bulan ini.

Para pejabat Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel terhadap kamp Rafah meningkat menjadi 45 orang. Kementerian Kesehatan di daerah kantong tersebut mengatakan 45 orang, termasuk 23 wanita, anak-anak dan orang tua, tewas dalam serangan itu dan 249 lainnya terluka.

Share: Bakar Puluhan Warga Sipil Hidup-hidup, AS Anggap Serangan ke Rafah Tak Lampaui Batas