Temuan survei Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) bersama GREAT Edunesia Dompet Dhuafa menunjukkan lebih dari 50 persen guru mencari penghasilan sampingan di berbagai sektor. Bahkan sampai menjadi pengemudi ojek daring atau ojek online (ojol) lantaran gaji sebagai pengajar yang rendah.
“Dari survei ini terlihat 55,8 persen guru memiliki penghasilan tambahan dari pekerjaan lain. Namun penghasilan tambahan inipun tidak signifikan, mayoritas guru yang memiliki sampingan tersebut hanya mendapat kurang dari Rp 500 ribu,” kata Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis (30/5/2024).
Survei itu mengungkap pekerjaan sampingan terfavorit yang dipilih oleh para guru yakni mengajar privat atau Bimbel (39,1 persen), berdagang (29,3 persen), bertani (12,8 persen), buruh (4,4 persen), konten kreator (4 persen), dan pengemudi ojek daring (3,1 persen).
Banyaknya guru yang memiliki pekerjaan sampingan dipicu oleh upah mereka yang tergolong rendah. Bahkan 13 persen guru mempunyai penghasilan Rp500 ribu per bulan.
“Survei tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 42 persen guru memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan dan 13 persen di antaranya berpenghasilan di bawah Rp500 ribu per bulan,” katanya.
Jika dikerucutkan lagi dengan hanya menyasar guru honorer/kontrak, maka ditemukan bahwa 74 persen guru honorer/kontrak memiliki penghasilan di bawah Rp2 Juta per bulan. Bahkan 20,5 persen di antaranya masih berpenghasilan di bawah Rp500 Ribu.
“Nominal tersebut masih di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) terendah Indonesia, yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan UMK sebesar Rp2.038.005. Ini artinya, di daerah dengan biaya hidup terendah sekalipun para guru terutama guru honorer masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” tutur Anwar.
Anwar melanjutkan bahwa dengan jumlah tanggungan rata-rata tiga orang anggota keluarga, 89 persen guru merasa bahwa penghasilan dari mengajar tersebut pas-pasan bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup, hanya 11 Persen saja yang mengaku cukup dan ada sisa.
Survei itu digelar pada pekan pertama bulan Mei 2024 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. Survei tersebut dilakukan secara daring terhadap 403 responden guru di 25 Provinsi dengan komposisi responden Pulau Jawa sebanyak 291 orang dan Luar Jawa 112 orang.
Responden survei tersebut terdiri dari 123 orang berstatus sebagai guru PNS, 118 guru tetap yayasan, 117 guru honorer atau kontrak dan 45 guru PPPK.