Lebih dari satu juta penduduk di Jalur Gaza, Palestina kehilangan tempat tinggal sejak serangan Israel membombardir wilayah itu. Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat, 75 persen penduduk di daerah kantong pesisir Palestina tersebut juga telah mengungsi.
“Kehancuran terjadi di mana-mana di Gaza. Kerusakan infrastruktur penting sangat besar,” tulis UNRWA dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Selasa (23/4/2024), dikutip dari ANTARA.
Dalam sebuah rekaman pidato yang menandai hari ke-200 konflik tersebut Juru Bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida menuduh Israel menghalangi berbagai upaya mediasi gencatan senjata.
“Israel mencoba menghindar dari semua janji-janjinya dalam negosiasi dan ingin mengulur-ulur waktu,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa tidak akan ada kompromi terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina. Ini termasuk penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, pencabutan blokade, dan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke rumah-rumah mereka.
Media Israel pada Senin (22/4/2024), melaporkan bahwa berbagai persiapan sedang dilakukan untuk memperluas zona kemanusiaan di Jalur Gaza menjelang kemungkinan serangan Israel ke Rafah, kota di ujung selatan Jalur Gaza.
Hebrew Public Radio mengatakan bahwa zona kemanusiaan baru itu akan membentang dari Kota Al-Mawasi di bagian selatan Jalur Gaza di sepanjang jalur pesisir hingga ke pinggiran Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan akan mampu menampung sekitar 1 juta pengungsi.
Menurut laporan itu, lima rumah sakit lapangan telah didirikan di area tersebut guna melengkapi sejumlah rumah sakit yang sudah beroperasi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/4/2024) berjanji akan mengintensifkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas dalam beberapa hari mendatang.
Netanyahu berulang kali mengancam akan melancarkan serangan ke Rafah, karena kota itu merupakan “benteng pertahanan” terakhir Hamas.
Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Jalur Gaza utara dan Jalur Gaza tengah akibat perang yang masih berlangsung antara Hamas dan Israel.
Israel melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk sebagai respons atas aksi perlawanan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Aksi perlawanan Hamas disebut menelan korban jiwa lebih dari seribu orang yang sebagian merupakan militer.
Sementara serangan Israel sampai saat ini telah menewaskan sebanyak 34.183 warga Palestina dan 77.143 orang lainnya terluka.