Banyak warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal dilarikan ke rumah sakit (RS) diduga keracunan dari sumber yang belum diketahui.
Warga merasa mual-mual hingga muntah setelah mencium bau menyengat di wilayah Desa Sibanggor Julu pada Kamis (22/2/2024) pukul 19.15 WIB. Di sisi lain, PT Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) sedang melakukan kegiatan aktivasi sumur baru V-01 di lokasi Pad V.
Kepala Teknik Panas Bumi (KPTB) PT SMGP, Ali Sahid mengatakan, aktivasi sumur V-01 dimulai pada pukul 11:30 WIB setelah melakukan pre-job safety meeting. Lalu, dilanjutkan dengan penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dari lokasi titik pembukaan.
“Pembukaan dimulai dengan dibukanya katup 3 inchi sebanyak 4 drat atau 20% dengan metode penetralisir H2S (abatement system), semua kegiatan berlangsung di lokasi pad V yang berjarak sekitar 700 m dari titik terdekat Desa Sibanggor Julu,,” ujar Ali, Jumat (23/2/2024), dilansir dari Antara.
Selama kegiatan, H2S termonitor 0 PPM di lokasi pekerjaan Pad V maupun sekitar perimeter aman 300m. Sampai adanya laporan bau menyengat dari masyarakat Sibanggor Julu yang dibuktikan dengan alat deteksi gas H2S. Kegiatan itu didampingi dan disaksikan langsung oleh KTPB SMGP, Kepala Desa Sibanggor Julu, dan empat Personel Pamobvit di lokasi pad V.
Menurut Ali, kegiatan aktivasi segera dihentikan begitu mendengar adanya laporan bau menyengat. Kata dia, kepala desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan memberi info indikasi bau sudah tidak ada begitu mereka tiba di desa.
“Saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke rumah sakit,” tutur Ali.
Sementara itu, Bupati Mandailing Natal HM Ja’far Sukhairi Nasution mengungkapkan, peristiwa itu sudah beberapa kali terjadi. Kejadian terjadi saat PT SMGP membuka sumur V1 yang berada di Sibanggor Julu. Padahal, saat pembukaan sumur tersebut, pihak EBTKE (Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) sedang berada di lokasi.
Ia enggan menyatakan dugaan keracunan massal itu disebabkan kebocoran Gas H2S. Dia menyerahkan kepada pihak berwajib untuk bekerja menyelidiki peristiwa tersebut.
“Saat ini pemerintah daerah beserta pak kapolres turun langsung ke rumah sakit melihat korban yang berjumlah 75 orang. Mudah-mudahan sampai detik ini menurut keterangan dokter, korban masih bisa ditangani dengan baik,” ucapnya.