Seorang difabel tunanetra meraba wajah Calon Presiden 03, Ganjar Pranowo ketika hadir dalam acara kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Selasa (6/2/2024).
Mulanya Ganjar bersalaman dan mencium tangan penyandang difabel yang berada di atas panggung itu. Lantas penyandang difabel itu meresponsnya dengan menciumi wajah Ganjar.
Ia juga kemudian mengusap-usap rambut dan wajah mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu. Tujuannya supaya dia bisa lebih dekat mengenal Ganjar.
Di sana, Ganjar juga berinteraksi dengan seorang tunarungu bernama Nabila. Nabila berkesempatan menuliskan aspirasinya di punggung Ganjar.
Nabila berpesan, agar jika Ganjar terpilih sebagai pemimpin Indonesia nantinya dapat memberikan akses pekerjaan terhadap penyandang tunarungu.
“Setara aksestabilitas dan pekerjaan untuk tuli,” tulis Nabila.
Komitmen Ganjar-Mahfud Berdayakan Disabilitas
Capres-Cawapres 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md telah berulang kali menegaskan komitmen mereka untuk memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas. Saat melakukan safari politik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ganjar Pranowo mengatakan bahwa para difabel harus mendapatkan perhatian.
“Ini kelompok tuli saya mau sapa dulu. Terima kasih, terima kasih. Termasuk teman-teman penyandang disabilitas inilah bapak ibu yang perlu mendapatkan perhatian,” ujar Ganjar dalam orasinya, Minggu (28/1/2024).
Ganjar pun menegaskan komitmennya untuk memberikan perhatiannya dalam merancang pembangunan bangsa dengan konsep no one left behind atau tidak ada seorang pun yang tertinggal, termasuk untuk kalangan termarjinalkan seperti penyandang disabilitas.
“Konsep dan teorinya tidak terlalu sulit ya, cerita merencanakan pembangunan dengan no one left behind, tidak ada yang ditinggalkan termasuk kelompok masyarakat wabil khusus disabilitas,” ucap Ganjar.
Capres berambut putih itu, mengungkapkan pengalamannya saat masih menjabat gubernur dalam memberikan ruang dan wadah untuk perempuan dan penyandang disabilitas.
Menurut Ganjar, kelompok masyarakat yang termarjinalkan dan kurang perhatian pemerintah selama ini harus dilakukan dengan komitmen penuh agar hak-hak mereka bisa setara.
“10 tahun kami diajari oleh mereka (penyandang disabilitas). Saya diajari bagaimana pemerintah mesti arif, bagaimana menyetarakan mereka dan ini harus dengan tindakan khusus, tidak bisa disamakan dengan yang lain. Apakah itu akses dalam mereka bertransportasi, mengevakuasi diri, apakah akses pada pendidikan, keterampilan pengembangan diri termasuk akses permodalan,” jelas Ganjar.
Selain komitmen menyetarakan hak penyandang disabilitas, Ganjar juga menyampaikan pentingnya pendidikan untuk masyarakat kurang mampu. Hal itu, kata Ganjar, harus sejalan untuk optimalisasi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.