Pimpinan Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengaku tidak akan ragu untuk ‘memusnahkan’ saingannya, Korea Selatan (Korsel). Peringatan tersebut disampaikan Kim saat mengunjungi pabrik-pabrik senjata besar pada Rabu (9/1/2024). Kim melabeli Korsel sebagai ‘musuh utama’.
“Prioritas Pyongyang adalah meningkatkan kemampuan militer untuk pertahanan diri dan pencegahan nuklir,” demikian keterangan tertulis media pemerintah, Korea Central News Agency (KCNA).
Hubungan antara kedua Korea itu berada pada titik terendah dalam beberapa dekade setelah Kim menetapkan status Korut sebagai negara nuklir ke dalam konstitusi dan melakukan uji coba beberapa rudal balistik antarbenua yang canggih.
Korut tidak akan secara sepihak memicu konfrontasi. Namun, Korut tidak akan memiliki niat untuk menghindari perang.
“Jika Korea Selatan berani berupaya menggunakan angkatan bersenjata untuk melawan Korea Utara atau mengancam kedaulatan dan keamanan negara tersebut dan peluang tersebut datang, kami tidak akan ragu untuk memusnahkan Korea Selatan dengan mengerahkan segala cara dan kekuatan yang ada di tangan kami,” demikian keterangan tertulis KCNA.
Kim, didampingi oleh pejabat senior partai dan militer melakukan tur ke beberapa pabrik amunisi pada Senin (8/1/2024) dan Selasa (9/1/2024). KCNA menggambarkan kunjungan tersebut sebagai dorongan bagi para pekerja senjata dalam perjuangan untuk mencapai tujuan produksi besar di tahun baru.
Dilansir dari SCMP, gambar-gambar di media pemerintah menunjukkan Kim yang mengenakan jaket kulit hitam, berdiri di depan peluncur rudal balistik jarak pendek, yang konon berkemampuan nuklir.
Hong Min dari Institut Unifikasi Nasional Korea menilai, komentar Kim menandakan perubahan dalam kebijakan dan mengisyaratkan Korut akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Korsel di masa depan. “Ini adalah pertama kalinya Korea Utara menyebut Korea Selatan sebagai ‘musuh utama’, yang menandakan perubahan pendekatan Korea Utara di Seoul menjadi ultra-hawkish,” ucapnya.
Berita tentang tur pabrik itu muncul sehari setelah hampir 50 negara bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam mengutuk dugaan transfer senjata Korut ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, yang melanggar sanksi PBB.
Pekan lalu, AS menuduh Korut mengirim rudal dan peluncur ke Rusia dalam apa yang disebutnya sebagai eskalasi yang signifikan dan mengkhawatirkan atas dukungannya terhadap upaya perang Rusia.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Bertolak ke Filipina Bertemu Bongbong Marcos
Relawan Ganjar-Mahfud NTB Sosialisasikan Program Unggulan Ganjar kepada Majelis Taklim di Mataram
Wujudkan Kemudahan Berusaha Bagi UMKM, Crivisaya Ganjar Gelar Bazar Pakaian Murah