Covid-19

Viral Paket Karantina Rp19 Juta, Satgas: Yang Protes Seharusnya Malu

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi/Antara

Baru-baru ini viral video biaya karantina di hotel bagi pelaku perjalanan luar negeri. Menurut penjelasan dari wisatawan yang baru selesai berlibur dari luar negeri di video itu, biayanya mencapai sebesar Rp 19 juta.

Terkait hal tersebut, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono menjelaskan kalau tarif karantina di hotel yang dipatok harga sebesar Rp19 Juta sudah memenuhi berbagai kebutuhan.

Rp19 juta dapat apa: Melansir Kompas.com, paket karantina di hotel seharga Rp19 juta sudah termasuk transportasi dari bandara menuju hotel, biaya tenaga kesehatan, biaya tes polymerase chain reaction (PCR), hingga keamanan hotel.

“Itu ada nakesnya, ada PCR-nya, seluruhnya ditanggung hotel. Bahkan, PCR kedua juga ikut ditanggung oleh hotel. Armada pengangkutnya dari bandara yang bawa dari hotel hingga keamanannya juga,” ucap Agus dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/12/21).

Malu protes: Terkait viralnya video wisatawan protes karena harus membayar Rp19 juta untuk karantina, Agus mengatakan seharusnya orang tersebut malu karena sudah semestinya menjalani karantina di hotel.

Hal itu ditegaskan Agus lantaran wisatawan tidak termasuk dalam kelompok yang berhak menjalani karantina gratis di Wisma Atlet.

“Sampaikan itu yang memviralkan itu sebenarnya harus malu, karena apa, karena dia itu wisatawan,” ujar Agus.

Siapa yang berhak karantina gratis: Tidak semua pelaku perjalanan luar negeri harus melakukan karantina di hotel usai sampai di Indonesia.

Para tenaga kerja Indonesia (TKI), pelajar dari luar negeri yang memperoleh beasiswa, serta ASN yang melakukan dinas memiliki hak untuk menjalani karantina di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta tanpa dipungut biaya apapun.

Jadi polemik: Terkait karantina berbayar dan gratis memang menjadi polemik akhir-akhir ini. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan sudah seharusnya pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari kalangan orang kaya dan mampu melakukan karantina di hotel.

Luhut meminta Polda Metro untuk melakukan razia di lapangan terbang Soekarno-Hatta, yang ternyata banyak yang memberikan sebaran video protes itu.

“Banyak yang belanja ke luar negeri, shopping, tidak mau karantina di hotel padahal dia bisa. Tapi dia minta supaya dia dikarantina di Wisma Atlet karena gratis,” katanya dalam konferensi pers PPKM secara daring di Jakarta, Senin (20/12/2021) dikutip dari Antara. (zal)

Baca Juga:

Share: Viral Paket Karantina Rp19 Juta, Satgas: Yang Protes Seharusnya Malu