Internasional

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi 

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
RS Indonesia di Gaza/MER-C

Rumah sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan dan banyaknya pasien akibat serangan Israel. Padahal, banyak warga Palestina yang terluka berbaris di lorong-lorong fasilitas RS dan berbaring tengkurap di tengah genangan darah.

Direktur RS Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout meminta ambulans untuk tidak membawa lebih banyak orang yang terluka ke RS Indonesia karena kurangnya kapasitas. RS tersebut sebenarnya hanya memiliki kapasitas untuk 140 pasien saja.

Namun, saat ini sekitar 500 pasien berada dalam RS itu. Bahkan, sebanyak 45 pasien di antaranya perlu segera mendapatkan intervensi bedah.

“Kami tidak dapat menawarkan layanan apa pun lagi… kami tidak dapat menawarkan tempat tidur apa pun kepada pasien,” ujar al-Kahlout, dilansir dari Al Jazeera.

Menurut al-Kahlout, semua RS di Gaza utara telah berhenti beroperasi. RS Indonesia terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia, yang terbesar di Gaza. RS Indonesia juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana.

Kawasan sekitar RS Indonesia telah diserang beberapa kali oleh pasukan Israel. Sedikitnya dua warga sipil meninggal dunia akibat serangan Israel pada Sabtu (7/10/2023) dan Sabtu (28/10/2023).

Militer Israel menuduh RS Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah Hamas. Pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah menolak klaim tersebut.

Seorang petugas kesehatan mengatakan RS Indonesia sudah tidak memiliki tempat tidur. Padahal, banyak pasien membutuhkan unit perawatan intensif.

“Kami tidak punya obat. Kami menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon. Beberapa telah berada di sini selama 10 hari,” ucapnya.

Tim medis di RS Indonesia terpaksa mengamputasi bagian tubuh beberapa pasien karena organ-organnya membusuk. RS Indonesia juga tidak dapat memindahkan korban luka ke tempat lain.

Hampir 30.000 warga Palestina terluka sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada Sabtu (7/10/2023). Lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar. 

Baca Juga:

Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Korupsi BTS 4G Rp31,4 M ke Kejagung

Polisi Sita Dokumen LHKPN Firli Bahuri 2019-2022 Terkait Dugaan Pemerasan SYL

Empat Prajurit TNI AU Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Pasuruan

Share: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi