Isu Terkini

Kebakaran Gedung Cyber 1, Kecepatan Akses Data Terganggu

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
BPBD DKI Jakarta

Gedung Cyber 1, Mampang, Jakarta Selatan kebakaran di lantai dua gedungnya pada Kamis (2/12/21) pukul 12.30 WIB siang. Gedung ini diketahui banyak dimanfaatkan berbagai perusahaan sebagai lokasi penyimpanan data untuk layanan data center.

Insiden ini pun memicu pertanyaan publik soal keamanan data yang tersimpan di sana. Sebab kemungkinan data-data yang tersimpan di sana hilang akibat kebakaran menjadi kekhawatiran tersendiri.

Perusahaan mana saja: Mengutip Rumah.com, perusahaan-perusahaan penyedia layanan internet yang menjadikan gedung Cyber sebagai ruang kantor mereka hingga saat ini, antara lain PT Karyagraha Nusantara, PT IP Teknologi Komunikasi, PT Indo Pratama Cybernet, PT Orion Cyber Internet, Smartweb Indonesia, dan PT Telecommunication Software Support Centre.

Keamanan data: Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan tak perlu ada kekhawatiran kehilangan data akibat insiden ini. Ia mengatakan yang terdampak kebakaran adalah fasilitas dan infrastruktur fisiknya, bukan data yang tersimpan di dalamnya.

Ia meyakini, perusahaan-perusahaan yang mempercayakan datanya disimpan di Gedung Cyber 1 juga menyimpannya di tempat lain sebagai back up supaya saat terjadi peristiwa seperti ini, tidak akan kehilangan data.

“Ini sih hanya menyangkut fisik kalau data tidak perlu khawatir. Gedung Cyber 1 ini sudah pasti memiliki mirroring. Misalnya ada satu lokasi yang mengalami kebakaran, mati listrik atau tersambar petir, maka lokasi lain akan mengambil alih,” katanya kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon.

Standar penyimpanan data: Alfons menambahkan, bila standar back up dijalankan dengan baik oleh penyedia penyimpanan data di Gedung Cyber 1 maka tidak akan ada masalah. Meski tidak terjadi kehilangan data, namun bisa saja kecepatan akses datanya terganggu.

“Kecepatan akses akan berkurang karena dia mempunyai beberapa jalur lalu ada jalur yang mati. Ini bisa terjadi kalau tidak melakukan back up. Kalau vendor atau penyedia layanan datanya disiplin menjalankan standar maka aman. Sebaliknya, kalau vendor tidak menjalankan itu akan terjadi kelumpuhan data. Ini tidak boleh terjadi di dalam layanan cloud,” terangnya.

Mitigasi risiko: Pengamat teknologi dari Gatorade, Lucky Sebastian pun mengamini biasanya setiap perusahaan tidak hanya menitipkan data di satu lokasi. Standar semacam ini semestinya sudah dipahami oleh penyedia dan pengguna penyimpanan layanan data.

“Kayak Google bisa punya lima tempat untuk menjaga data. Jadi, mestinya enggak apa-apa saat terjadi kebakaran,” ujarnya saat dihubungi terpisah.

Lucky menambahkan, insiden kebakaran seperti yang terjadi di Gedung Cyber 1 sudah diantisipasi terjadi dan dipersiapkan mitigasi agar tidak sampai terjadi kehilangan data.

“Tentu mereka sudah memperkirakan kejadian luar biasa bukan hanya kebakaran, tetapi juga perang dan bencana alam lainnya sehingga datanya tidak akan hilang,” pungkasnya. (zal)

Baca Juga:

Share: Kebakaran Gedung Cyber 1, Kecepatan Akses Data Terganggu