Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengungkapkan fakta, Indonesia mengalami 2.200 serangan siber anomali setiap satu menit, sepanjang tahun 2023. Ancaman siber ini, dianggap menjadi ancaman besar bagi tanah air.
Andi mengatakan, sepanjang tahun 2022, Indonesia mendeteksi adanya 1,2 miliar serangan siber anomali. Bila dibandingkan dengan angka dari data tahun ini, maka menunjukkan perlunya kesiagaan pertahanan dalam negeri menghadapi ancaman siber ditingkatkan.
“Indonesia mengalami 2.200 serangan siber. Saat saya bicara ini, 2.200 serangan siber per satu menit,” ujar Andi dalam Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Meski demikian, menurutnya Indonesia tetap perlu belajar dari negara lain dalam menghadapi ancaman siber. Seperti Singapura yang telah resmi membentuk Angkatan Siber pada 28 Oktober 2022 lalu.
“Jadi, Singapura telah memiliki seragam hijau untuk Angkatan Darat (AD), seragam putih Angkatan Laut (AL), seragam biru Angkatan Udara (AU), serta seragam abu-abu Angkatan Siber. Singapura sudah mempersiapkan Angkatan Siber untuk menanggapi serangan sejak 7 tahun lalu. Sementara itu, Indonesia masih dalam tahap wacana saja,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Andi mengatakan dirinya pun diminta untuk bicara sekaligus memberikan pandangannya, soal kemungkinan Indonesia seperti Singapura yang telah memiliki angkatan militer yang tugasnyam, mengatasi beragam masalah siber.
“Saya harus menawarkan roadmapnya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya Angkatan Siber melengkapi AD, AL, dan AU,” ucap Andi.
Singapura, lanjut dia saat ini telah membentuk matra keempat di tubuh militernya yakni, Angkatan Siber dengan 3.000 pasukan pada 2023. Jumlah tersebut akan terus bertambah menjadi 12.000 pasukan dalam kurun waktu 8 tahun mendatang.
“Roadmap saya untuk sementara berhenti, bahwa komandan pertahanan siber kita (perwira) bintang tiga. Untuk sementara roadmap saya berhenti disitu, (maka) harus ada terobosan signifikan dari organisasi dari doktrin kita, untuk membuat kita memiliki kepala staf pertahanan siber. Untuk sementara roadmapnya berhenti di bintang 3 dalam waktu 10 tahun ke depan,” imbuhnya.