Politik

Prabowo-Puan Makin Akrab, Bagaimana Dampaknya Pada Tokoh Lain?

Irfan — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI

Pemilihan Presiden berikutnya masih tiga tahun lagi. Namun, sejumlah partai dan figur potensial mulai memanaskan mesin politik.

Manuver yang cukup ketara adalah dari PDIP dan Gerindra. Keduanya mantap menyandingkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto.

Kepada Asumsi, Pengamat Politik dari Unjani Cimahi, Arlan Siddha, menyebut kedekatan Puan dan Prabowo akhir-akhir ini memang belum secara terang memastikan bahwa keduanya akan berdampingan di Pilpres 2024. Baru Gerindra yang menyatakan bahwa Prabowo adalah calon tunggal dari Gerindra. Sementara PDIP, baru sebatas spekulasi.

Kendati demikian, Arlan menilai, pendekatan ini tentu akan mendapat perhatian publik. Dalam prespektif politik, spekulasi tak terhindarkan mengingat keduanya adalah petinggi partai politik. Arlan sendiri melihat pertemuan tersebut memang bisa dilakukan dalam rangka konsolidasi partai.

“Mengingat keduanya sama-sama partai nasionalis dan pernah bersama di 2009 kan,” kata Arlan.

Namun, banyak spekulasi lain yang bisa ditarik. Menurut Arlan, nama Prabowo yang santer akan didorong Gerindra menjadi capres tentu akan menjadi magnet untuk politisi lain salah satunya Puan. Kedekatan ini akan menjadi sinyal 2024.

“Tetapi kedekatan ini bisa jadi juga bagian dari eksperimental politik untuk melihat opini publik pada Puan dan Prabowo.”

Tak Terlalu Berpengaruh

Dampaknya pada figur potensial lain, Arlan menilai, tidak akan berpengaruh banyak. Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo misalnya, dinilai Arlan memiliki market yang berbeda dengan Puan dan Prabowo. Apalagi keduanya diuntungkan sebagai kepala daerah.

“Ditambah dekat dengan milenial. Komunikasi mereka jauh bisa menjangkau milenial dan grassroot, perbedaan ini saya pikir tidak begitu mempengaruhi mereka,” ucap dia.

Namun Arlan berpikir 2024 masih terlalu lama untuk dikaitkan dengan capres. Menurut dia, meskipun mesin partai sudah mulai dipanaskan dengan figur-figur yang mulai dibidik, ia menilai situasinya masih sangat cair.

“Figur lain yang berpontesial banyak juga dan sudah mulai mendapat tempat di hati masyarakat,” ucap dia.

Untungkan Kandidat Lain

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menyebut, bersatunya Puan-Prabowo tidak akan bedampak banyak pada figur potensial lain yang hendak maju. Justru Puan-Prabowo bisa menguntungkan kandidat lain.

“Agak berat untuk menang. Karena selain banyak rakyat yang kecewa pada Prabowo, Puan juga elektabilitasnya tidak meyakinkan. Mereka juga figur-figur elite, tak benar-benar merakyat secara alamiah,” kata Ujang.

Dengan begitu, jika pasangan Prabowo-Puan terlaksana, maka Ganjar dan capres-capres lain misalnya, bisa sangat diuntungkan. Karena dari awal sudah membaca kekuatan dan kelemahan pasangan Prabowo dan Puan tersebut.

“Jika pemilunya jurdil. Artinya tidak dikondisikan, maka bukan ancaman bagi kandidat lain,” ucap dia.

Sementara terkait Ganjar, jika akhirnya PDIP memilih Puan ketimbang dirinya, itu akan bergantung pada elektabilitas Ganjar. Menurut Ujang, elektabilitasnya mesti konsisten hingga menjelang pendaftaran di KPU.

“Jika masih tinggi, akan banyak partai yang akan mendekat. Namun, jika elektabilitasnya stagnan atau bahkan hingga turun, maka partai-partai akan lari,” kata dia.

Baca Juga

Share: Prabowo-Puan Makin Akrab, Bagaimana Dampaknya Pada Tokoh Lain?