Politik

Sebut Rakyat Bermental Terjajah, Tapi Negara Doyan Impor Abai Produk Sendiri

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Antara Foto

Presiden Joko Widodo menyebut masyarakat Indonesia masih bermental terjajah ketika berhadapan dengan bangsa lain. Dia merujuk ketika warga Indonesia bertemu dengan bule atau warga negara asing.

Menurutnya, mental inlander seharusnya sudah lama ditinggalkan seirama dengan kemerdekaan yang berhasil diraih dan dipertahankan hingga saat ini.

Jokowi merasa masyarakat Indonesia perlu lebih mendongakkan dagu di hadapan bangsa lain.

Jokowi Sedih

Jokowi mengatakan itu semua saat menghadiri acara ulang tahun Partai NasDem ke-10 di Jakarta pada Kamis (11/11). Dia mengaku sedih dengan bangsa Indonesia saat ini.

“Mental inlander, mental terjajah ini masih ada yang masih bercokol di dalam mentalitas bangsa kita. Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu, sedih kita,” ucap Jokowi.

Jokowi juga mengatakan Indonesia sebenarnya sudah dihormati oleh negara lain dari segala aspek. Namun, dia melihat di dalam negeri yang justru mengerdilkan Indonesia.

Mental Terjajah

Pengamat politik dari Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono menilai wajar jika sikap inferior melekat pada bangsa yang pernah dikolonialisasi negara lain. Termasuk Indonesia.

Dia memberi contoh Korea Selatan. Dulu pernah diduduki Jepang, namun kini berhasil bangkit hingga menjadi negara dengan perekonomian yang sangat diperhitungkan.

“Korsel dulunya begitu sulit lepas dari pengaruh Jepang yang adalah negara penjajahnya. Namun sekarang mereka berhasil membuktikan bisa mendirikan Samsung, Hyundai, dan industri hiburannya bangkit,” kata Zaenal saat dihubungi.

Sosiolog dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan hal serupa. Mental terjajah dalam rentang waktu yang panjang lazim ditemui di negara bekas jajahan.

Semacam virus, sehingga menghambat kemajuan negara tersebut meski sudah merdeka dan berdaulat. Butuh waktu untuk benar-benar percaya diri.

“Ini merupakan virus post kolonialisme yang menyebabkan negara-negara berkembang bekas jajahan Barat memiliki sikap inferior, rendah diri saat berhadapan dengan bangsa lain yang lebih maju, dan selalu merasa produk yang dikeluarkan Barat adalah sesuatu yang unggul,” tuturnya.

Cerminan Elite

Meski demikian, bukan berarti masyarakat jadi sepenuhnya bisa disalahkan. Ada peran elite atau penguasa yang membuat mental terjajah secara tidak langsung jadi terpelihara.

Salah satunya ketika pemerintah suka mengimpor barang dari negara lain yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri. Hal itu sama saja pemerintah atau penguasa bukan mendongak, tetapi justru menunduk ketika dihadapkan pada produk negara lain.

Seharusnya, pemerintah lebih mendukung dan menyokong teknologi serta perusahaan di negara sendiri agar bisa bersaing. Bukan malah memberi ruang kepada produk impor.

“Perlu ditunjukkan teladan seperti dengan memprioritaskan kemajuan industri dalam negeri atau mengangkat perusahaan nasional untuk lebih maju mengikuti perkembangan zaman,” kata Devie.

Senada, Pengamat politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio mengatakan sikap inferior di tengah masyarakat sebetulnya bisa mengakar di tengah masyarakat tak lain karena cerminan dari pemerintah dan elite politiknya.

Ia mengaku heran dengan pernyataan Jokowi yang seolah menyalahkan masyarakat.

“Jangan salahkan rakyatnya dong. Sikap mental terjajah kan, sebetulnya juga muncul dari cerminan penguasanya, elit negara yang masih ketergantungan dengan pengaruh dan investasi asing misalnya,” katanya saat dihubungi.

Revolusi Mental

Pengamat politik dari Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono mengungkit lagi ihwal jargon Revolusi Mental yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Menurutnya, misi tersebut perlu benar-benar direalisasikan dan jangan hanya sebatas jargon. Pula, pemerintah berikutnya pun harus menanamkan pandangan cinta tanah air.

“Jelas perlu keseriusan pemerintah dalam menjalankan program Revolusi Mental yang harapannya di pemerintahan selanjutnya juga bisa terus dilakukan,” kata Zaenal.

Baca juga:

Jokowi Sedih Indonesia Bermental Terjajah, Kerdilkan Bangsa Sendiri 

​Pemerintah Indonesia Impor Tiga Juta Ton Garam Tahun Ini

Menteri Teten Banggakan Cangkul Merah Putih Lawan Produk Impor 

Share: Sebut Rakyat Bermental Terjajah, Tapi Negara Doyan Impor Abai Produk Sendiri