Pelaku Kasus Keracunan Massal Ribuan Siswa di Iran Ditangkap

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Karsten Winegeart

Sejumlah pelaku yang mengakibatkan 5.000 siswa Iran, sebagian besar perempuan keracunan sejak November 2022 lalu ditangkap oleh aparat setempat, Selasa (7/3/2023).

Operasi Intelijen: Wakil Menteri Dalam Negeri Iran Majid Mirahmadi mengumumkan sejumlah pelaku yang memproduksi zat-zat racun telah ditangkap di enam provinsi, melalui operasi intelijen.

Keenam provinsi tersebut antara lain Khuzestan, Azerbaijan Barat, Fars, Kermanshah, Khorasan, dan Alborz. Salah satu pelaku adalah orang tua siswa.

“Berdasarkan langkah intelijen dan penelitian badan intelijen beberapa orang telah ditangkap dan lembaga terkait sedang melakukan penyelidikan mendalam,” kata Mirahmadi kepada media setempat, seperti diberitakan Antara, Rabu (8/3/2023).

Catatan Kriminal Pelaku: Mirahmadi mengungkapkan, salah satu pelaku diduga menyuruh anaknya untuk memasukkan suatu aroma ke sekolah.

Selanjutnya, pelaku merekam para siswa yang kesakitan untuk dikirim ke media. Tujuannya adalah untuk menciptakan ketakutan dan menutup sekolah.

Kementerian Dalam Negeri Iran juga menambahkan bahwa tiga pelaku memiliki catatan kriminal dan terlibat dalam kerusuhan yang terjadi akibat kematian Mahsa Amini.

Awal Kasus: Serangan zat beracun pertama kali terjadi di Kota Qom pada 30 November 2022. Banyak siswa menderita masalah pernapasan, mual, pusing, dan kelelahan. Bahkan, Fatemeh Rezaei (11) dikabarkan meninggal akibat serangan zat beracun pada 27 Februari 2023.

Wakil Menteri Kesehatan Younes Panahi mengonfirmasi kejadian peracunan itu disengaja. Menurutnya, ada kelompok orang yang tidak ingin perempuan bersekolah.

Ia juga menyebut bahwa peristiwa keracunan itu disebabkan oleh bahan kimia, bukan virus atau bakteri. Namun, tersebar pula dugaan bahwa peristiwa keracunan tersebut dilakukan oleh pemerintah Iran.

Protes Besar: Peristiwa ini menyebabkan protes besar-besar dari perempuan yang meluas di Iran terkait hak dan kesetaraan perempuan. Pasalnya, Iran sering kali membatasi hak-hak perempuan di negaranya.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut rangkaian keracunan sebagai dosa besar dan tak termaafkan.

Ia pun menginstruksikan otoritas untuk menyelidiki masalah ini dengan serius, jika terungkap ada unsur kesengajaan di dalamnya.

“Jika terbukti para siswi diracun, pelaku kejahatan ini harus dihukum berat. Tidak akan ada pengampunan bagi mereka,” ujar Khamenei baru-baru ini. (Vel)

Share: Pelaku Kasus Keracunan Massal Ribuan Siswa di Iran Ditangkap