Survei Litbang Kompas: Kepuasan terhadap Jokowi Naik Jadi 69,3 Persen

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengalami kenaikan pada awal tahun ini, dibandingkan tahun lalu.

Tingkat Kepuasan: Melalui hasil riset yang disampaikan kepada publik, diketahui tingkat kepuasan pemerintahan Jokowi-Maruf Amin di mata publik, pada Januari 2023 mencapai 69,3 persen responden. Angka ini dikatakan positif dan terpaut jauh, dibandingkan proporsi responden yang merasa tidak puas terhadap seluruh aspek kinerja pemerintahan saat ini, yakni sebesar 30,7 persen.

“Hasil data diperoleh dari wawancara tatap muka pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023, dengan melibatkan 1.202 responden yang dipilih secara acak. Metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia digunakan dalam pengolahan datanya,” demikian disampaikan survei.

Lebih Besar dari 2022: Adapun tingkat kepercayaan survei ini, sebesar 95 persen, dengan margin of error +- 2,83 persen melalui penarikan sampel acak sederhana yang kemungkinan, kesalahan di luar pemilihan sampel bisa saja terjadi.

Diketahui, tingkat kepuasan publik ini lebih tinggi dibandingkan hasil survei pada Oktober 2022 yang capaiannya sebesar 62,1 persen. Survei Litbang Kompas sebelumnya, pada periode Oktober 2022 menunjukkan angka kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi sebesar 62,1 persen, sedangkan yang tidak puas 37,9 persen.

Respons Istana: Menyikapi hasil survei ini, Istana Kepresidenan menyambut baik meningkatnya apresiasi publik terhadap kinerja Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI. Mengutip Antara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, hasil survei ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah pada tahun 2022 cukup baik. Ia mengharapkan, hasil survei ini menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja pemerintah yang lebih baik di tahun 2023.

“Peningkatan derajat kepuasan publik ini, menunjukkan apresiasi publik terhadap pencapaian pemerintah, seperti dalam kebijakan menangani pandemi dan menghadapi tekanan ekonomi. Pada masa-masa sulit menghadapi resesi kita masih bisa tumbuh 5,32 persen,” ujar Pramono, Senin (20/2/2023).