Sebuah studi menemukan bahwa mencium baju pasangan dapat membantu seseorang merasa lebih rileks.
Penelitian: Para peneliti dari University of British Columbia (UBC) menemukan bahwa mencium pakaian pasangan menurunkan hormon stres kortisol dalam darah wanita. Penelitian itu diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology pada awal tahun ini.
“Banyak orang mengenakan baju pasangannya atau tidur di sisi tempat tidur pasangannya ketika pasangannya pergi, tetapi mungkin tidak menyadari mengapa mereka terlibat dalam perilaku ini,” kata peneliti utama Marlise Hofer, dilansir dari Live Science pada Rabu (21/12/2022).
Metode: Mahasiswa pascasarjana di Departemen Psikologi UBC itu menjelaskan, aroma pasangan dapat mengurangi stres. Kendati tanpa kehadiran secara fisik.
“Temuan kami menunjukkan bahwa aroma pasangan saja, bahkan tanpa kehadiran fisik mereka, bisa menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengurangi stres,” katanya.
Para peneliti memasukkan 96 pasangan lawan jenis dalam penelitian ini. Para pria diminta memakai kaos selama 24 jam, tanpa memakai produk deodoran atau pewangi tubuh.
Mereka juga diminta untuk tidak merokok dan hanya makan makanan yang tidak mempengaruhi aroma tubuh mereka. Setelah dipakai selama sehari, kaos tersebut dibekukan untuk menjaga baunya.
Kemudian, para wanita diberi dua kaus untuk dicium. Kaus yang belum dipakai dan satu lagi milik orang asing atau pasangan wanita itu sendiri.
Atau dengan kata lain, perempuan diberi kombinasi kaus yang belum dipakai dan kemeja pasangannya untuk dicium. Atau kaus yang belum dipakai dan kemeja orang asing untuk dicium.
Pada kedua kelompok, para perempuan tidak diberi tahu apakah salah satu kaus itu dipakai, atau siapa yang memakai baju itu.
“Wanita cenderung memiliki indra penciuman yang lebih baik daripada pria, itulah sebabnya mereka dipilih untuk menjadi “pencium” dalam penelitian tersebut,” kata para peneliti.
Bantu tangkal stres: Setelah mengendus dua kemeja, para wanita berpartisipasi dalam simulasi wawancara kerja dan tugas matematika. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat stres mereka .
Untuk mengukur stres, para peneliti mengajukan pertanyaan kepada para wanita tentang seberapa banyak stres yang mereka rasakan dan mengumpulkan sampel air liur untuk mengukur kadar kortisol.
Dalam percobaan, wanita yang menerima kaus yang dikenakan oleh pasangannya, bukan orang asing, memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah.
“Para wanita yang mencium baju pasangannya mengatakan bahwa mereka merasa lebih sedikit stres baik sebelum dan sesudah wawancara dan tes matematika,” kata para peneliti.
Efeknya lebih besar terjadi terhadap wanita yang mengenali bahwa aroma itu milik pasangannya. Peneliti mengatakan bahwa manfaat dari aroma orang yang dicintai paling kuat ketika wanita tahu apa yang mereka cium.
Efek kebalikan: Namun, mencium bau kaus orang asing memiliki efek sebaliknya. Di mana menghasilkan tingkat kortisol yang lebih tinggi selama tes stres dibandingkan dengan mencium kaus yang tidak dipakai.
“Sejak usia muda, manusia takut pada orang asing, terutama laki-laki aneh, jadi ada kemungkinan aroma laki-laki yang aneh memicu respons ‘melawan atau lari’ yang mengarah pada peningkatan kortisol,” kata Hofer.
Baca Juga:
Kiat Agar Tidak Stres Saat Siapkan Resepsi Pernikahan