Isu Terkini

Kesepian disebut Sama Beracunnya dengan Merokok 15 Batang Sehari

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi kesepian

Studi menunjukkan kesepian dapat berisiko sebabkan penyakit jantung yang sama dengan merokok.

Sama seperti merokok: Direktur Kardiologi Intervensi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas George Washington, Ramesh Mazhari, kesepian dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke hingga 30%.

“Risiko yang terkait dengan isolasi sosial bisa seburuk merokok 15 batang sehari atau menjadi gemuk. Sepertinya jika Anda memiliki lebih banyak teman, Anda mungkin membutuhkan lebih sedikit pil,” tutur Mazhari, dilansir dari NBC Washington.

Keluar dari kesepian: Sebuah survei terbaru oleh Psychology Today menemukan 47% orang Amerika merasa kesepian. Menurut Mazhari, sangat sulit bagi seseorang untuk keluar dari kesepian. Akan tetapi, mengetahui begitu banyak orang melaluinya seharusnya dapat membesarkan hati.

“Ketika kita masih anak-anak, kita diajari untuk tidak berbicara dengan orang asing, tetapi kemudian ketika kita dewasa, kita seperti tersesat, tunggu, bagaimana kita berteman sebagai orang dewasa? Itu menjadi lebih sulit,” ujar Maynard.

Ia menilai, media sosial justru sebabkan interaksi tatap muka menjadi semakin sulit. Laporan Ahli Bedah Umum AS Dr. Vivek H. Murthy mengungkapkan, jumlah orang kesepian di Amerika Serikat (AS) meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980-an.

Risiko kesehatan: Mazhari mengungkapkan, kesepian memiliki efek biologis. Kesepian dapat meningkatkan penanda peradangan.

“Kesepian dapat secara langsung berdampak pada kebiasaan lain yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kesepian dan isolasi sosial dikaitkan dengan gizi buruk, tidur yang buruk, kerjasama yang buruk dengan rencana perawatan … kesepian dapat menyebabkan depresi yang, dalam dan itu sendiri, berisiko penyakit kardiovaskular,” ucapnya.

Menua lebih cepat: Para peneliti dari Deep Longevity, Stanford University dan Chinese University of Hong Kong – yang mempelajari dampak kesepian, kegelisahan, dan ketidakbahagiaan pada tubuh yang menua – menemukan bahwa emosi negatif tersebut berefek lebih besar pada kesehatan daripada merokok tembakau.

Studi tersebut mempelajari 12.000 orang Cina paruh baya dan lanjut usia tersebut, sepertiga di antaranya mengidap penyakit hati, paru-paru, kanker, dan memiliki riwayat stroke.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Aging itu menunjukkan bahwa kesepian dan tidak bahagia membuat seseorang menua lebih cepat daripada merokok. Jika usia biologis seseorang lebih tua dari usia kronologis mereka yang sebenarnya, tubuh mereka secara teoritis lebih buruk dari yang seharusnya.

“Tubuh dan jiwa Anda terhubung – ini adalah pesan utama kami,” ujar salah satu penulis studi dan ilmuwan utama di startup Hong Kong Deep Longevity, Fedor Galkin, dilansir dari New York Post.

Baca Juga:

Saran Psikolog untuk Cegah Kelelahan dan Stress Saat WFH

Psikolog: Jangan Libatkan Anak dalam Perselingkuhan

Mengenal Toxic Positivity, Perasaan Harus Bahagia yang Berefek Buruk ke Psikologis

Share: Kesepian disebut Sama Beracunnya dengan Merokok 15 Batang Sehari