Isu Terkini

Cuitan Minta Polisi Diganti Satpam Bank Viral, Fachrial Mendapat Teror

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Warganet dengan nama akun @fchkautsar mengaku mengalami intimidasi usai salah satu cuitannya viral di Twitter. Ia merasa sangat terganggu dengan teror yang diterimanya yang kini sudah mulai mengusik kehidupan pribadinya.

Cuitan Asal yang Menghebohkan

Fachrial Kautsar, pemilik akun tersebut, menceritakan pada 13 Oktober lalu dirinya mencuitkan unggahan di akun Twitter yang isinya, “Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih” sekitar pukul 21.45 WIB. Saat ini terpantau cuitannya ini sudah dicuitkan ulang sebanyak 12.000 kali dan disukai 47.000 lebih akun Twitter.

Ia mengungkapkan motivasinya melontarkan cuitan itu hanya bentuk uneg-uneg pribadinya atas kegelisahan terhadap isu sosial yang ada saat ini, salah satunya kasus kekerasan terhadap mahasiswa yang dibanting oleh aparat kepolisian saat demo di Tangerang. Dirinya menegaskan sama sekali tak ada niatan menghina institusi Polri di dalam cuitannya.

“Itu postingan sampah yang sebetulnya biasa-biasa saja menurut saya. Kesalahan dari saya adalah cuitan saya viral. Kenapa sampai nge-tweet itu buat merespons berbagai isu yang lagi berkembang beberapa waktu belakangan ini. Misalnya kaya laporan Luwuk Timur yang kasus pemerkosaan terus muncul lagi smackdown oleh polisi ke mahasiswa pas demo di Tangerang,” ujarnya kepada Asumsi.co, Sabtu (16/10).

Cuitannya menjadi viral usai salah satu akun Twitter yang memiliki jumlah pengikut besar mencuitkan ulang. “Awal-awalnya sepi karena akun saya followers-nya sedikit juga. Kemudian pas bangun tidur, Twitter ramai banget karena di-retweet salah satu akun yang jumlah pengikutnya sampai 200 ribuan akhirnya dapat impresi yang besar cuitan saya,” terangnya.

Jadi Sasaran

Fachrial mengaku saat mengetik cuitan tersebut sama sekali tidak terpikir cuitannya bakal viral, lalu menjadi bumerang bagi dirinya, bahkan bisa berpotensi membuatnya terjerat Undang-undang ITE.

Pasalnya, selama ini menurutnya cuitan semacam itu hanyalah candaan biasa. “Awalnya benar-benar enggak nyangka bakal seramai ini juga. Balasan cuitannya enggak ada masalah juga kok awal-awal. Justru banyak juga dari balasan itu yang memperlihatkan kalau mereka berharap pelayanan dari kepolisian bisa sama ranahnya dengan pelayanan BCA,” terangnya.

Adapun teror dan intimidasi karena cuitan tersebut mulai diterimanya sejak Kamis (14/10) pagi. Saat itu, ada dua akun Twitter anonim yang mengirimnya direct message. Ancaman berlanjut saat akun Instagramnya juga menjadi sasaran.

Sejak itu, ia mulai mengumpulkan bukti-bukti teror dan intimidasi terhadapnya untuk dijadikan utas di Twitter. Banyak bentuk intimidasi teror yang berniat mengancamnya secara fisik hingga psikologis.

“Saya merasa terancam karena mereka bilang saya mau di-smack down, ajak baku hantam, sampai baku hantam. Akhirnya banyak juga ramai di postingan Instagram saya. Dari situ ada juga netizen yang bela dan nantangin akun-akun yang mengancam saya,” ungkap dia.

Minta Bantuan SAFEnet

Sehari setelah meneror akun medsosnya, Fachrial mengatakan tiba-tiba banyak akun yang melontarkan ancaman terhadapnya itu mendadak hilang. Bahkan belakangan ada nomor telepon asing yang terus menerus mencoba menghubunginya.

“Ada juga akun yg mengunggah ulang cuitan saya dengan narasi yang macam-macam, memprovokasi sehingga saya terus dihakimi dan akun saya diserang lagi. Akhirnya saya menonaktifkan IG saya karena IG saya makin jadi sasaran serangan,” jelas dia.

Ia mengaku sudah mengadukan intimidasi dan serangan teror yang diterimanya ke Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet). Laporannya pun telah disambut baik.

Melalui laporan ke SAFEnet ia berkonsultasi dan meminta bantuan agar mengamankan akun-akun medsosnya supaya tidak kena peretasan. “Karena ada yang mencoba membajak Twitter saya,” ucap dia.

Saat ini, ia memastikan seluruh akun media sosialnya sudah diamankan melalui fitur autentikasi dua langkah. Namun untuk berhubungan kontak, dirinya memanfaatkan Telegram untuk berkomunikasi.

“Kalau eskalasi makin panas, saya mungkin akan minta bantuan Lembaga Bantuan Hukum juga. Saya ingin lihat juga eskalasinya akan seperti apa. Saya harap tidak terus menerus seperti ini,” pungkasnya.

Baca Juga 

Share: Cuitan Minta Polisi Diganti Satpam Bank Viral, Fachrial Mendapat Teror