Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membantah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 45.000 karyawan di industri tekstil pada 2022.
“Saya sudah cek ke SPN, serikat pekerja nasional yang bergerak di bidang tekstil, garmen sepatu. Tidak ada PHK. Jadi mana yang dimaksud 45.000 buruh tekstil PHK,” ujar Iqbal dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/11/2022).
PHK di industri otomotif: Ia juga mengaku telah memeriksa seluruh anggota KSPI yang bekerja di industri otomotif. Ia menyatakan, tidak ada PHK di industri otomotif.
“Penguasaha-pengusaha hitam, berbicara ke media, otomotif tanda petik bohong, tidak ada industri otomotif yang PHK, 70% buruh bergabung FSPMI (federasi serikat pekerja metal Indonesia) yang bergabung ke KSPI. tidak ada yang PHK, saya sudah cek. Mana berita bohong yang otomotif PHK, hentikanlah provokasi negatif ini,” tutur Presiden Partai Buruh ini.
Kecam para menteri: Partai Buruh dan KSPI mengecam para menteri yang bergerak di bidang perekonomian. Di antaranya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, hingga Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, karena ikut menjadi provokator isu resesi. Padahal, semestinya para menteri itu melindungi buruh.
“Jadi sekali lagi, tidak ada resesi. Nomor 3 pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia, setelah India, Filipina, dan Indonesia,” ucapnya.
Menurut Iqbal, baru-baru ini, Bank Dunia dan IMF merilis data yang justru menyatakan purchasing power (daya beli masyarakat) Indonesia tertinggi nomor 7, terkaya nomor 7 di dunia, melampaui Inggris dan Perancis.
PHK industri tekstil: Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah merumahkan sekitar 45.000 karyawan sepanjang 2022.
“Yang dirumahkan itu data dari anggota seperti itu (45 ribu karyawan)” ujar Jemmy ketika dikonfirmasi Asumsi.co, Rabu (26/10/2022).
PHK disebabkan pasar industri tekstil tengah mengalami kelesuan. Pangsa pasar tekstil Indonesia, seperti Eropa dan Amerika Serikat tengah mengalami pelemahan yang cukup signifikan.
“Market ekspor Indonesia jugakan melemah. Ya market ekspor TPT kan berpusat ke Amerika dan Eropa. Dua wilayah itukan daya belinya juga menurun,” ucapnya.
Baca Juga:
Jelang Musim Resesi, Puluhan Ribu Karyawan Tekstil Kena PHK