Suella Braverman mengundurkan diri sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Inggris setelah hanya 43 hari menjabat.
Suella akan digantikan oleh eks Menteri Transportasi, Grant Shapps. Padahal, Shapps tidak mendukung Perdana Menteri (PM) Liz Truss dalam perlombaan kepemimpinan musim panas ini dan telah mengkritik beberapa kebijakannya.
Dalam surat pengunduran diri yang diposting ke Twitter, Braverman berkata, “Dengan sangat menyesal saya memilih untuk mengajukan pengunduran diri saya,”.
Salah kirim email: Dalam surat itu, Suella mengaku telah mengirim dokumen resmi – draf pernyataan menteri tertulis yang belum dipublikasikan – dari email pribadinya ke rekan parlemen untuk mendapatkan dukungan atas kebijakannya. Kata dia, ini merupakan pelanggaran teknis terhadap aturan.
Ia telah menyadari kesalahannya dan melaporkannya ke saluran resmi, tetapi mengundurkan diri adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Dalam sebuah surat kepada Braverman yang diposting di situs Downing Street, Truss mengatakan, “Saya menerima pengunduran diri Anda dan menghormati keputusan yang telah Anda buat. Penting bahwa Kode Menteri ditegakkan, dan kerahasiaan Kabinet dihormati.”
Partai Konservatif: Dilansir dari CNBC, kepergian Suella merupakan kejutan terbaru untuk Partai Konservatif Inggris yang dipimpin PM Liz Truss. Partai Konservatif Inggris semakin mendapatkan kecaman karena karena melemparkan pasar ke dalam turbulensi dan mengubah rencana kebijakan secara drastis dalam rentang beberapa hari.
Setelah Boris Johnson mengundurkan diri pada Juli 2022, Braverman mencalonkan diri sebagai kandidat untuk menggantikannya dalam pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif. Akan, tetapi tersingkir dari pemungutan suara setelah putaran kedua pemungutan suara.
Sebagai Mendagri Inggris, Braverman telah menjadi berita utama untuk untuk komentar blak-blakan tentang pengurangan migrasi hingga menegaskan kebijakan kontroversial mendeportasi pencari suaka ke Rwanda. Itu terjadi ketika pemerintahan sangat bergejolak, yang mana Truss di bawah tekanan kuat untuk mengundurkan diri setalah dua bulan ke jabatan PM.
Saat itu terjadi kekacauan di pasar keuangan dan Truss meresponnya dengan memecat Menteri Keuangan, Kwasi Kwarteng.
Sindiran untuk Truss: Dalam suratnya, Braverman mengatakan, ‘jelas bagi semua orang bahwa kita sedang melalui masa yang penuh gejolak’ dan memiliki ‘kekhawatiran tentang arah pemerintah ini’. Ia mengaku khawatir dengan pelanggaran janji utama kepada pemilih, meski tidak secara khusus menyoroti kebijakan fiskal baru-baru ini.
Truss dan Braverman dilaporkan bentrok di belakang layar terkait revisi kebijakan migrasi Inggris. Sebab, Inggris menghadapi kekurangan pekerja yang akut. Ia juga menyindir Truss dalam surat itu.
“Urusan pemerintah bergantung pada orang yang menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka. Berpura-pura kita tidak melakukan kesalahan, melanjutkan seolah-olah semua orang tidak dapat melihat bahwa kita telah melakukannya, dan berharap bahwa segala sesuatunya akan menjadi benar secara ajaib bukanlah politik yang serius. Saya telah membuat kesalahan; Saya menerima tanggung jawab; saya mengundurkan diri,” ucapnya.
Baca Juga:
Raja Inggris Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Kirim Pesan ke Jokowi
Meghan Markle Disebut Pernah Ngeluh Tak Digaji saat Tur Kerajaan Inggris
Calon Pekerja Indonesia Bayar Puluhan Juta Buat Kerja di Inggris