Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 5,2% pada 2022. Pertumbuhan ekonomi nasional akan didukung oleh ekspor dan konsumsi dalam negeri yang perlu dijaga ke depan.
Pertumbuhan ekonomi 2023: Disisi lain, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,6-5,3% atau lebih tinggi dibandingkan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 2,6% pada 2023.
“Jadi pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dari dunia, bahkan lebih tinggi dari negara berkembang lainnya. Tentu saja kita harus mendorong ekspor, melakukan hilirisasi, dan memperkuat ekonomi kerakyatan,” ujar Perry dalam webinar “Pemulihan Ekonomi Nasional” yang digelar DPR RI di Jakarta, Rabu (19/10/2022), dilansir dari Antara.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan dapat mencapai 5,2%. Sebab, Indonesia berhasil menjaga daya beli masyarakat yang menyumbang lebih dari 50% Produk Domestik Bruto (PDB). Termasuk dengan menjaga inflasi.
Inflasi secara tahunan: Inflasi secara tahunan mencapai 5,9% pada September 2022 atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar 6,2% secara tahunan.
“Ini karena koordinasi yang kuat untuk mengatasi dampak rambatan kenaikan komoditas dan Bahan bakar Minyak (BBM). Koordinasi dilakukan melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah, gerakan nasional pengendalian harga pangan, dan pemberian insentif fiskal,” ucapnya.
BI akan menjaga nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sebesar 7% sepanjang 2022, sehingga peningkatan harga pangan dan energi global tidak berdampak pada harga di dalam negeri. Pertumbuhan kredit juga terus didorong melalui koordinasi dengan OJK, sehingga bisa tumbuh hingga 11% secara tahunan pada 2022 dan tetap tumbuh 10 % pada 2023.
“Bank Indonesia juga mendorong penyaluran kredit ke sektor prioritas, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ucapnya.
Baca Juga:
SBY Wanti-wanti Potensi Resesi dan Perang Nuklir
Menakar Nasib Indonesia di Musim Resesi
Di Tengah Ancaman Resesi-Inflasi Global, Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh 5,44%