Diam-diam Jeff Bezos Suntik Dana ke Startup Indonesia Ula

Pendiri Amazon, Jeff Bezos, diam-diam telah berinvestasi startup Indonesia berusia 1,5 tahun, Ula. Salah satu orang terkaya di dunia itu menyuntik dana melalui Bezos Expeditions. 

Apa Itu Ula? Ula merupakan e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern dengan struktur biaya yang rendah dari UMKM untuk memberikan pilihan produk dan harga yang lebih terjangkau, serta modal usaha kepada pemilik UMKM untuk meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan. 

Ketertarikan Bezos pada Ula, karena merupakan e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern dengan struktur biaya yang rendah. 

Galang Dana: Co-founder and Chief Executive of Ula, Nipun Mehra, mengonfirmasi pihaknya telah menggalang pendanaan dan mengumpulkan US$87 juta dalam putaran pembiayaan Seri B-nya. Putaran itu, seperti yang dilaporkan TechCrunch, Senin (4/10/2021), dipimpin bersama oleh Prosus Ventures, Tencent, B Capital, dan Jeff Bezos. 

Ia menyampaikan terima kasih kepada para investor, karena mempercayakan Ula. “Kami berterima kasih kepada mereka karena percaya pada misi Ula dan berharap untuk belajar dari pengalaman mereka membayangkan kembali ritel di pasar negara berkembang lainnya,” tambahnya. 

Baca Juga: Telikung Jeff Bezos, Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya Dunia

Misi Tunggal: Nipun mengatakan telah meluncurkan Ula pada tahun 2020, dengan misi tunggal untuk memberdayakan pengecer kecil di lingkungan dengan teknologi untuk meningkatkan pendapatan mereka. 

“Kami mengambil pendekatan jangka panjang untuk memecahkan masalah mendasar dari pengecer tradisional dengan berinvestasi dalam teknologi, rantai pasokan, dan penawaran kredit yang didukung data,” katanya. 

Pendiri: Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini didirikan oleh Nipun Mehra (mantan eksekutif Flipkart di India dan mantan mitra di Sequoia Capital India), Alan Wong (yang sebelumnya bekerja dengan Amazon), Derry Sakti (yang mengawasi operasi raksasa barang konsumen P&G di Indonesia), dan Riky Tenggara (sebelumnya dengan Lazada dan Commerce).