Seorang perempuan penjual dawet di pintu 3 Stadion Kanjuruhan meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Ia mengaku membuat rekaman kesaksian yang viral itu tanpa tujuan dan perintah dari pihak mana pun.
“Saya Suprapti (Fauzi) memohon maaf berhubung dengan voice note yang beredar kemarin. Saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum, demi Allah,” demikian pernyataannya dalam video yang diunggah akun Twitter @AremaniaCulture.
Dalam video tersebut, Suprapti meminta maaf kepada keluarga Nawi, dirigen Curva Nord Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
“Memohon dengan sangat bila ada kata saya yang salah ya. Karena bukan tujuan saya mencemarkan nama baik (korban. Tolong dimaafkan. Saya meminta maaf sebesar-besarnya, karena enggak ada tujuan saya menjelekkan siapapun disini. Terima kasih jika menerima permohonan maaf saya ini,”.
Rekaman suara: Sebelumnya, dalam sebuah rekaman suara, Suprapti menyebut, banyak suporter Arema (Aremania) dalam keadaan mabuk alkohol dan obat-obatan terlarang.
Ia mengklaim, dalam keadaan mabuk, Aremania mengejar, menghajar, dan memburu seorang polisi yang berupaya menyelamatkan anak kecil perempuan yang terjepit di pintu 3 Stadion Kanjuruhan. Bahkan, menganggap korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, karena bentrok antarsuporter.
Baca Juga:
Komnas HAM: Gas Air Mata jadi Pemicu Jatuhnya Banyak Korban Kanjuruhan
Komnas HAM Sebut Pintu 13 Terbuka Sedikit saat Tragedi Kanjuruhan
Ketua Panpel Arema Tuntut Ketum PSSI Ikut Tanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan