Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini dunia sedang dihadapkan pada The Perfect Storm. Hal itu terjadi imbas pandemi COVID-19, konflik, perubahan iklim, commodity prices dan cost of living.
Inflasi: Airlangga menyebut kondisi itu membawa Indonesia pada inflasi 5,95 persen (yoy) pada September 2022. Angka itu menjadikan Indonesia termasuk lima negara dengan inflasi terendah di dunia.`
“Inflasi Indonesia yang relatif terjaga di 5,9 persen menjadikan Indonesia termasuk lima negara dengan inflasi terendah di dunia,” kata Airlangga dikutip Antara.
Tergolong rendah: Ia menjelaskan inflasi Indonesia yang tergolong rendah ini merupakan hasil dari sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global.
Hasil sinergi dan kolaborasi turut terwujud melalui capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat di atas lima persen dan berhasil berada di peringkat dua di antara negara anggota G20.
Ketahanan pangan: Airlangga mengatakan pemerintah juga terus melakukan upaya terkait ketahanan pangan yaitu meningkatkan produksi dan diversifikasi melalui pengembangan food estate dalam jangka menengah.
Ia mengatakan Indonesia saat ini surplus pupuk bahkan berhasil mengekspor sekitar dua juta ton urea setiap tahun. Sementara untuk stok beras relatif lebih aman karena Indonesia mampu memproduksi 32 juta ton dalam satu tahun sehingga diperkirakan sudah swasembada dalam tiga tahun.
“Untuk gandum kita tergantung impor,” ujarnya.
Upaya food security tersebut termasuk salah satu fokus Presidensi G20 Indonesia selain penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi.
Baca Juga:
Pemerintah Klaim Inflasi Indonesia Masuk Lima Terendah di Dunia
SBY Wanti-wanti Potensi Resesi dan Perang Nuklir
Di Tengah Ancaman Resesi-Inflasi Global, Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh 5,44%