Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan potensi resesi ekonomi yang bakal melanda dunia. SBY mengatakan, resesi ekonomi global pasti makin memukul kehidupan semua bangsa, yang saat ini sudah dalam keadaan susah.
“Kita tahu dampak buruk jika krisis ekonomi global terjadi disertai ‘cost of living crisis’, dan perang besar terjadi di Eropa yang libatkan Barat (AS & sekutunya) melawan Rusia dan sekutunya. Tentunya kita tidak ingin mengalami lagi Great Depression sebelum Perang Dunia II dulu,” kata SBY lewat akun Twitter pribadinya, dikutip pada Selasa (11/10/2022).
Ancaman perang nuklir: Bukan hanya terancam krisis ekonomi, menurut SBY dunia dihadapkan pula dengan bencana nuklir akibat perang. Perang Rusia kontra Ukraina yang semakin berkecamuk bukan tidak mungkin akan mendorong perang dengan penggunaan senjata nuklir.
“Jika perang di Ukraina makin liar dan tidak terkendali, terjadinya perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan,” ujar SBY.
Akan makin parah: SBY meramal situasi dunia akan makin runyam jika geopolitik di Asia Timur yang sudah panas akhirnya menjadi konflik militer terbuka Tiongkok kontra Taiwan, serta pendukungnya termasuk Amerika Serikat (AS). Dia mengingatkan bahwa dahulu Perang Dunia II mandala besarnya ada di Eropa dan Asia.
Ramalan: Jika keadaan demikian makin tidak terkendali, sementara pandemi Covid-19 masih menetap, maka SBY menerawang bahwa penyelamatan bumi dari pemanasan global akan gagal. Sebab pemimpin dunia tidak lagi peduli dan menganggap isu itu bukan prioritas.
“Dunia bisa alami ‘triple crises’ keamanan, ekonomi dan lingkungan,” katanya.
Dorongan kepada pimpinan: Mantan presiden yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mewanti-wanti para pemimpin dunia supaya menunjukkan langkah nyata guna membendung potensi tiga krisis besar tersebut. Dia meminta supaya mereka menurunkan egonya masing-masing untuk mencegah bencana multidimensi global.
“Wahai para pemimpin dunia, termasuk PBB, bertindaklah secara nyata (do something concretely) untuk selamatkan dunia kita. ‘Inaction is immoral’. Gunakan Forum G-20 di Bali ‘to save our world, to save our planet’. Turunkan ego masing-masing. Negosiasi & perundingan adalah jawaban,” ujarnya.
Wanti-wanti Jokowi: Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya telah berulang kali mewanti-wanti potensi resesi ekonomi. Bukan hanya Jokowi, pesan serupa juga dikomunikasikan sejumlah pejabat teras kabinet, seperti Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Jokowi mengaku mendapatkan ramalan mengenai prospek perekonomian dunia tahun depan dari berbagai lembaga internasional dan pejabat dunia di G7. Jokowi mengatakan bahwa tahun depan ekonomi dunia akan gelap.
“Dunia sekarang ini dalam posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga internasional sampaikan tahun ini, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka menyampaikan akan lebih gelap,” ujar Jokowi dalam acara BUMN Startup Day Tahun 2022, akhir bulan lalu.
Baca Juga:
Di Tengah Ancaman Resesi-Inflasi Global, Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh 5,44%
Menakar Nasib Indonesia di Musim Resesi
Pakar Ungkap Hal yang Dirasakan Masyarakat Bila Indonesia Resesi