Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki frekuensi bencana hidrometeorologi basah tertinggi di Indonesia.
Bencana hidrometeorologi: Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut, bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor pada 2021 didominasi kawasan Jabodetabek.
Kejadian tanah longsor mendominasi Jabodetabek, khususnya Kabupaten Bogor.
“Kabupaten Bogor ini adalah dengan frekuensi kejadian bencana hidrometeorologi paling tinggi di Indonesia, tidak hanya di Jabodetabek,” tutur Abdul, dilansir dari Antara.
Banjir: Secara historis banjir Jabodetabek per kabupaten/kota dalam kurun waktu 2021-2022, tercatat sebanyak 181 kejadian di Kabupaten Bogor. Bahkan, banjir lebih banyak terjadi di Kabupaten Bogor daripada Jakarta Timur atau 75 kejadian dan Jakarta Selatan atau 57 kejadian.
Menurut Abdul, frekuensi kejadian banjir di Kabupaten Bogor luar biasa, lebih dari dua kali lipat dari kabupaten/kota lainnya.
“Ini menjadi perhatian kita untuk melihat kembali bagaimana bentang lahan kita saat ini, karena pastinya kalau kita berbicara hidrometeorologi basah tidak lepas dari daya dukung, daya tampung lingkungan,” ujar Abdul.
Secara historis, korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi basah di Jabodetabek tercatat paling tinggi di tahun 2020, yakni sebanyak 65 jiwa.
“Karena eskalasi banjir sebenarnya tidak terlalu banyak cakupan wilayahnya, tetapi tinggi airnya naik dengan cepat dan cukup signifikan sehingga banyak warga yang terjebak atau terkena sengatan listrik dan lain-lain,” ucapnya.
Baca Juga:
Daftar Wilayah Berpotensi Alami Pergeseran Tanah di Bogor
Potensi Pergeseran Tanah Hantui 22 Wilayah di Kabupaten Bogor