Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melaporkan ke FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) dan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) terkait penyebab ratusan orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Dalam laporannya itu, PSSI menyalahkan oknum aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke tribun.
Bukan kebijakan pemerintah: Menurut Ketua Asprov PSSI Jawa Timur (Jatim), Ahmad Riyadh, penembakan gas air mata bukanlah kebijakan pemerintah. Jadi, bukan pemerintah yang melanggar aturan FIFA tentang larangan penggunaan gas air mata di dalam stadion.
“Ini bukan perbuatan pemerintah. Ini oknum (yang salah), sehingga pemerintah cepat, kepolisian cepat bertindak. Ini bukan kebijakan (pemerintah) yang wajib (menembakkan) gas (air mata), tetapi ada sesuatu yang kepolisian dengan cepat ambil,” ujar Riyadh, Selasa (4/10/2022).
Investigasi: Perwakilan FIFA dan AFC akan datang ke Indonesia untuk melakukan investigasi tragedi Kanjuruhan.
“Dari FIFA nanti akan ada kunjungan juga, dari AFC juga. FIFA sendiri sudah komunikasi dengan kami. Ya semoga FIFA mendukung bahwa yang paling penting bagi kita, FIFA akan melihat bagaimana pemerintah menyikapi ini,” tutur Riyadh.
Ia yakin FIFA tidak menjatuhkan sanksi, karena tragedi Kanjuruhan disebabkan oknum, bukan kebijakan dari pemerintah. Sanksi dari FIFA bisa mempengaruhi posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Jokowi telepon Presiden FIFA: Sebelumnya, Jokowi telah menelepon Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino untuk membahas tragedi Kanjuruhan.
“Hari Senin (3/10/2022) malam saya telah telepon langsung, berbicara langsung, dengan Presiden FIFA Gianni Infantino berbicara banyak mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan,” ujar Jokowi setelah memimpin Upacara HUT Ke-77 TNI di Kawasan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Jokowi dan Infantino membahas berbagai hal mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Selain itu, Jokowi juga membahas mengenai posisi Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 pada 2023.
“Berbicara banyak, tapi keputusan apapun adalah kewenangan di FIFA,” tutur Jokowi.
Baca Juga:
Panglima Periksa Pimpinan Prajurit TNI di Tragedi Kanjuruhan
Jokowi Jenguk Korban Luka-Tinjau Lokasi Tragedi Kanjuruhan
Jokowi Tiba di Stadion Kanjuruhan