Isu Terkini

Pakar soal BSSN Sebut Aksi Bjorka Kategori Rendah: Silakan Tanya Cak Imin

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi hacker

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan klasifikasi serangan siber yang dilakukan Bjorka masih kategori intensitas rendah. Menurut Hinsa, intensitas ancaman serangan di ruang siber diklasifikasikan dalam tiga kategori. Yaitu, rendah, sedang, dan tinggi.

Serangan intensitas tinggi: Serangan siber dengan intensitas tinggi adalah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital. Namun, hingga saat ini, infrastruktur informasi vital nasional berjalan dengan baik.

“Sistem elektronik yang untuk pelayanan masyarakat berjalan dengan baik; yang menjadi persoalan isu sekarang ini adalah masa data oleh Bjorka ini disebarkan sedemikian rupa,” ucapnya Hinsa di Kantor BSSN, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/2022).

Menanggapi hal itu, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menganggap, mungkin ada benarnya serangan siber Bjorka dikategorikan rendah. Serangan siber Bjorka merupakan kompilasi dari berbagai kebocoran data yang telah tersebar sebelumnya. Yaitu, kebocoran data PeduliLindungi, hingga kebocoran data KPU.

“Bjorka mungkin melakukan beberapa peretasan, tetapi untuk melakukan doxing kepada pejabat itu (Bjorka melakukan) kompilasi dari semua data (yang sudah bocor). Itu membuktikan kalau data ditangan orang yang mengerti eksploitasi, akan (membuat korban) pusing,” ucapnya kepada Asumsi.co, Rabu (14/9/2022).

Kata Alfons, jangan main-main dengan dampak aksi Bjorka, meski dari segi tingkat serangan siber dikategorikan rendah.

“Tetapi kategori rendah itu bukan berarti dampaknya rendah, jadi dampaknya itu silakan tanya anggota DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dia mesti keluar dari WA (Whatshapp) dan itu akan mengganggu kegiatannya sebagai anggota dewan,” tutur Alfons.

Banyak orang terganggu usai datanya disebar, bahkan harus mengganti nomor telepon. Meski banyak pejabat yang menyangkalnya, tetapi faktanya data yang dibocorkan cukup akurat.

Menurut Alfons, sebenarnya semua standar pengelolaan data di Indonesia sudah ada, tetapi disiplin untuk menjalankannya tidak mudah.

“Jadi mengelola data itu seperti kamu ingin diet kurus, tetapi susah. Mesti disiplin, tidak sembarangan makan atau makan makanan yang terlalu banyak kalorinya, sehingga beratnya menjdi berlebihan. Jadi, harus bisa mendisiplinkan diri (agar) bisa menyelematkan data,” ujar Alfons.

Baca Juga:

Pemerintah Ngaku Berhasil Identifikasi Peretas Bjorka

Memburu Peretas Bjorka

Saling Serang Bjorka vs Mahfud soal Kebocoran Data

Share: Pakar soal BSSN Sebut Aksi Bjorka Kategori Rendah: Silakan Tanya Cak Imin