Teknologi

PeduliLindungi Diminta Fokus Untuk Kesehatan, Tidak Tepat Jadi Alat Pembayaran Digital

Irfan — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Menteri Koordinator Maritim
dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan punya wacana untuk mengembangkan aplikasi
PeduliLindungi menjadi alat pembayaran digital. Aplikasi ini belakangan memang
menjadi salah satu aplikasi yang cukup banyak digunakan oleh orang Indonesia.

Apalagi meng-installnya sudah
menjadi kebutuhan untuk bepergian. Tetapi, apakah sudah saatnya PeduliLindungi
melebarkan sayap?

Fokus kesehatan

Pengamat teknologi informasi
Ismail Fahmi menilai saat ini belum waktunya PeduliLindungi melangkah lebih
jauh. Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia ini menyebut, dalam
tataran ide, gagasan Luhut sah-sah saja diwacanakan.

Tetapi kalau itu hendak
dilaksanakan, Ismail menilai akan mengganggu fokus awal aplikasi
PeduliLindungi.

“Aplikasi PeduliLindungi
ini kan fokusnya buat kesehatan. Mulanya malah untuk kebutuhan tracing.
Sudah fokus saja di situ dulu,
enggak perlu kemana-mana,” kata Ismail
kepada Asumsi.

Menurut dia, saat ini pun
PeduliLindungi sebagai aplikasi kesehatan belum selesai. Dalam artian
penggunaannya masih menemui banyak kendala. Selain belum semua orang yang bisa
dan merasa perlu memasangnya di ponsel, ada juga yang sudah pasang tetapi tetap
kesulitan mengakses karena urusan sinyal dan lain sebagainya.

“Misalnya ketika hendak
mengakses PeduliLindungi ini di basement. Beberapa bilang ke saya suka
enggak connect. Akhirnya kan lolos karena dimasukin oleh Satpam. Semacam
ini harus dibenahi,” kata Ismail.

Evaluasi

Menurut dia yang perlu
diperhatikan saat ini justru aksesibilitas PeduliLindungi sebagai aplikasi
pengecekan vaksinasi dan tracing Covid-19. Soalnya dengan aplikasi yang berbasis
ponsel pintar, PeduliLindungi belum menjangkau semua orang Indonesia.

“Pengguna smartphone
di Indonesia baru 56 persen. Berarti masih separuh lagi yang enggak punya smartphone.
Jadi solusi bagi mereka yang enggak punya smartphone apa? Fokus dulu
saja di sini. Jangan bergeser ke hal yang belum diperlukan masyarakat,”
ucap dia.

Ismail menambahkan, berbeda
dengan semangat awal PeduliLindungi, alat pembayaran digital punya konteks
komersial. Pengelolaannya tentu bukan lagi oleh Kemkominfo dan Kemenkes seperti
Aplikasi PeduliLindungi saat ini.

“Penegakan prokes menurut
saya masih lebih penting. Kalau alasannya karena karya anak bangsa, sudah
banyak karya anak bangsa seperti ini (alat pembayaran digital) yang bisa
dikembangkan,” ucap dia.

Selain soal fokus, Ismail pun
menekankan perlunya meningkatkan kepercayaan publik terlebih dahulu kepada
aplikasi PeduliLindungi. Soalnya dengan isu keamanan data belakangan, banyak
masyarakat juga yang sangsi dan enggan menggunakan aplikasi tersebut.

“Bangun dulu trust publik
terhadap aplikasi PeduliLindungi. Jadi, dapatkan kepercayaan publik dulu.
PeduliLindungi masih banyak kekurangannya. Permasalahan kemarin perlu
diselesaikan seperti sempat dikabarkan bocor, dan keluhan masyarakat seperti
eror. Jadi, perlu ke depan gimana. Mana yang oke mana yang nggak,”
ucap dia.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut
Binsar Pandjaitan berharap aplikasi PeduliLindungi ke depan bisa menjadi alat
pembayaran digital. Hal tersebut ia sampaikan dalam pembukaan Puncak Karya
Kreatif Indonesia 2021 yang digelar oleh Bank Indonesia secara virtual Kamis
(23/9/2021).

Menurut Luhut, ide ini muncul
di tengah maraknya sistem pembayaran digital lewat teknologi Quick Response
Code Indonesian Standard
(QRIS). “Jadi sekarang sudah melebar.
Nanti mungkin kita coba masukkan ke digital app PeduliLindungi,” ucap dia.

 

Share: PeduliLindungi Diminta Fokus Untuk Kesehatan, Tidak Tepat Jadi Alat Pembayaran Digital