Isu Terkini

Di Balik Pernyataan Tendensius Giring Soal Anies, Ini Kata Pengamat

Irfan — Asumsi.co

featured image
Foto: Instagram/@giring.

Cukup lama tak kedengaran setelah sebelumnya sempat mendeklarasikan diri ingin maju jadi Calon Presiden 2024, Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, menarik perhatian publik lagi.

Giring, lewat sebuah video di akun YouTube partainya menyebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pembohong. Ia pun berharap, Indonesia tak jatuh ke tangan orang seperti Anies.

Pernyataan ini lantas mendapat banyak respons. Kebanyakan keberatan dengan pernyataan Giring. Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria misalnya, menyebut pernyataan Giring tidak bijak. Sementara NasDem menyebut, narasi yang dibawa Giring berbau permusuhan dan bersifat menuding.

Dianggap Manuver untuk Pilpres 2024

Giring boleh jadi ‘babak belur’ dikritisi oleh para politisi. Namun, bisa jadi lewat pernyataannya ini, Giring sedang berjuang buat dirinya, juga partainya. Setidaknya, ini yang dilihat oleh Arlan Siddha, pengamat politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani.

Arlan menyebut manuver politik Giring beberapa hari ke belakang memang akan memancing statement banyak pihak, apalagi lawan politik yang dari awal telah menjadi pendukung Anies di pilkada DKI. Namun hal yang menarik dari apa yang dilakukan oleh Giring adalah terbukanya peta politik Jakarta hari ini dan pilpres 2024 nanti

“Jika saya analisis terkait statement Giring, pertama Giring mencoba untuk melakukan testing water. Ia melihat peta politik tahun 2024 dengan statement tendensius kepada Anies. Jelas Giring ingin memastikan apakah Anies akan mengambil tempat 2024 nanti,“ kata Arlan saat dihubungi Asumsi.co, Rabu (22/9/2021).

Meski begitu, Arlan menilai manuver Giring masih terlalu dini, mengingat 2024 masih lama. Akan tetapi, paling tidak manuver yang dilakukan Giring ini membuat partai bersiap untuk menghidupkan mesin politik lagi.

Arlan juga menilai, lewat pernyataan tersebut, Giring tengah memberi penilaian buruk kepada Anies dalam memimpin Jakarta. Ini tentunya bisa menghidupkan mesin politik untuk skala Pilkada di Jakarta nanti. Bukan tidak mungkin, PSI juga berharap bisa menjadi alternatif kepemimpinan baru di sana.

“Jika kita melihat raihan suara di Jakarta, sampai delapan kursi cukup memungkinkan bagi PSI untuk bisa mendorong calon,” ucap dia.

Adapun analisis ketiga, manuver politik yang dilakukan Giring bisa jadi bagian dari eksistensi dirinya agar tidak kehilangan panggung politik. Sebagai vokalis band yang banting stir ke politik, Giring mesti menjaga dinamika politik, dan perlu dilakukan secara terukur.

“Dia mesti tahu resikonya, karena manuver politik yang dia lakukan menuai pro dan kontra. Manuver politik yang dilakukan hanya ingin melihat bagaimana mesin politik 2024 dihidupkan, sehingga peta politik lebih mudah dibaca,” ucap dia.

Cari Perhatian Publik

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, lewat pernyataan Giring, PSI sedang membesarkan diri dan cari panggung dengan cara menghajar tokoh yang memang dari dulu hingga kini tak disukainya.

“Itu pilihan PSI. Dan apa yang dilakukan Anies seolah-olah semuanya salah. Dan seolah-olah Anies juga tak ada benarnya. Dan mengatakan Anies sebagai seorang pembohong itu sebuah kenaifan bagi PSI. Semua tokoh siapapun dia, ada plus dan minusnya,” ucap Ujang.

Dengan menghajar Anies dengan cara mengatakan pembohong, tak dipungkiri PSI akan mendapatkan pemberitaan yang besar. Lagi pula bagi PSI, Anies mungkin bukan kelompoknya dan bukan bagian dari alat perjuangan. Sehingga, tak jadi beban untuk perang terbuka seperti ini.

“Makanya selalu dimusuhi. Dan di politik itu hal biasa saja. PSI cari lawan untuk mendapat efek pemberitaan dan ketenaran,” ucap dia.

Mengenai efektifitas langkah ini, Ujang mengaku masih memperhatikan. Selain untuk menaikkan elektabilitas dan popularitas PSI, bisa jadi PSI juga hendak menjegal Anies yang memang digadang-gadang maju di Pilpres mendatang.

Sementara ketika ditanya apakah PSI memiliki pelindung di belakangnya sehingga menyatakan ‘Anies Pembohong’, Ujang hanya mengatakan bisa jadi. Namun, ia enggan menduga-duga.

“Bisa saja orang kuat atau pengusaha kuat juga,” ucap dia.

Penjalasan PSI soal Ucapan Giring

Terpisah, Juru Bicara PSI Nanang Priyo Utomo menjelaskan dasar pernyataan Giring yang menyebut Anies sebagai pembohong. Menurut Nanang, pernyataan Giring didasarkan pada pantauan PSI atas kerja Anies.

Misalnya, saat Anies mencalonkan sebagai Gubernur DKI, Anies menjanjikan program-program yang akan membantu rakyat kecil, seperti rumah DP 0, hingga OKE OCE. Namun alih-alih program yang ditunggu masyarakat ini lancar, Anies malah bikin gelaran Formula E yang menghabiskan duit banyak.

“Tiba-tiba malah ada uang 1 triliun lebih malah digunakan untuk balapan (Formula E). Nah itu loh kebohongan itu,” ujar Nanang, dikutip dari KompasTv.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya tidak mengambil pusing jika ada pihak yang menyebut pernyataan Giring terlalu tendensius. Ia mengklaim, apa yang diucapkan Giring terbaik untuk masyarakat.

Ia juga mempersilakan jika pihak yang keberatan dengan pernyataan itu, untuk melapor ke polisi. Namun, kata dia, pernyataan Giring itu bukan pencemaran nama baik, namun mengungkap fakta.

“Kami minta kepada Pak Anies supaya mengembalikan pembangunan DKI Jakarta kepada khitahnya. Jangan melenceng dari garis yang sudah ditentukan,” imbuh Nanang.

Share: Di Balik Pernyataan Tendensius Giring Soal Anies, Ini Kata Pengamat