Sains

Kajian PBB: Suhu Global Meningkat, Bumi di Jalur Bencana

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Hasil kajian yang dilakukan PBB menyatakan suhu bumi akan meningkat hingga 2,7 derajat celsius dalam waktu dekat. Peningkatan suhu itu membuat bumi menjadi berada di jalur bencana. PBB lantas menuntut negara maju untuk berperan lebih aktif dalam menekan emisi karbon.

Bencana Besar

Laporan Target Emisi Global yang dirilis oleh Konvensi Kerangka Kerja Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim menyatakan peningkatan suhu bakal terjadi dengan cepat. Mengutip CNN, itu bisa terjadi akibat kenaikan emisi sebesar 16 persen pada 2030 mendatang.

Para ilmuwan menyatakan suhu global harus tetap berada di bawah 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri untuk mencegah konsekuensi terburuk dari krisis iklim.

Sekjen PBB António Guterres pun angkat bicara soal laporan ini. Ia menyebut situasi ini adalah dampak dari negara-negara yang tidak mematuhi perjanjian sebelumnya.

“Ini melanggar janji yang dibuat enam tahun lalu untuk mengejar tujuan 1,5 derajat Celcius dari Perjanjian Paris,” tutur Guterres.

Laporan PBB ini muncul setelah musim panas beberapa waktu terakhir berujung pada cuaca ekstrem. Penyebabnya, perubahan iklim di seluruh dunia. Di bagian barat Amerika Serikat dilanda kebakaran hutan hingga kekeringan berkepanjangan. 

Ada juga bencana banjir dan angin topan yang terjadi di Cina baru-baru ini. Begitu pula di Jerman yang mengalami bencana banjir mematikan pada bulan Juli lalu ketika Eropa Selatan berupaya menangani kebakaran hutan.

Tuntut Negara Maju

Sekjen PBB António Guterres memastikan konferensi iklim yang berlangsung pada November mendatang akan membahas hal tersebut. Para pemimpin dunia akan bertemu untuk membahas kembali target batasan emisi yang telah disepakati.

“Tentu mendesak semua negara untuk mengajukan target iklim yang lebih ambisius, atau Nationally Determined Contribution (NDC) yang akan memutuskan langkah yang lebih layak untuk mencapai batas 1,5 derajat Celcius,” tuturnya.

NDC adalah dasar bagi negara-negara untuk mencapai komitmen Perjanjian Paris 2015. Mencakup soal target, kebijakan iklim, dan langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca nasional.

Gutteres juga menekan negara-negara maju untuk menjalankan janji mereka selama satu dekade. Mereka menyalurkan dana 100 miliar Dolar Amerika untuk mendukung negara berkembang menepati komitmen mereka dalam menjaga suhu Bumi.

“Kita sudah memiliki beragam langkah dan gagasan untuk mencapai target ini, tapi kita sering kehabisan waktu untuk melakukannya,” ucap dia.

Rencana Ambisius

President Designate untuk the 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) Alok Sharma mengatakan bahwa laporan yang diterbitkan PBB penting untuk dicermati. Tak hanya negara maju, tetapi juga negara berkembang.

Sejauh ini, Presiden AS Joe Biden mengumumkan Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyepakati perjanjian global yang ambisius. Kesepakatan menghendaki pengurangan emisi metana yang menyumbang 30 persen penyebab pemanasan global selama akhir dekade ini.

Denmark dan Kosta Rika yang merupakan bagian dari Majelis Umum PBB di New York, mendesak seluruh negara meninggalkan produksi minyak dan gas mumi sebagai bagian dari langkah mengurangi emisi karbon.

Share: Kajian PBB: Suhu Global Meningkat, Bumi di Jalur Bencana