Presiden Joko Widodo meminta para rektor dan dosen untuk memperhatikan
kegiatan mahasiswa di dalam dan luar lingkungan kampus. Hal itu untuk
menghindari potensi terpaparnya para mahasiswa dengan paham-paham radikalisme.
Potensi terpapat radikalisme
Jokowi menuturkan tugas rektor dan seluruh jajarannya bukan hanya mendidik
mahasiswa di ruang kampus. Jokowi meminta mereka juga bertugas mengawasi
kegiatan mahasiswa yang ada di luar kampus.
“Di luar kampus pun menjadi tugas rektor dan seluruh jajarannya,
hati-hati. Di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti, di luar kampus enggak
ada yang mendidik, jadi pecandu narkoba,” ujar Jokowi saat berpidato dalam forum
pertemuan dengan rektor-rektor perguruan tinggi di Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Senin (13/9).
“Nah, untuk apa kita kalau enggak bisa menjangkau ke sana? Di dalam kampus
dididik mengenai Pancasila, kebangsaan, di luar kampus ada yang mendidik
mahasiswa kita jadi ekstremis garis keras, jadi radikalis garis keras, lha
untuk apa?,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan revolusi industri 4.0, disrupsi
teknologi, pandemi telah mempercepat gelombang besar perubahan dunia. Kondisi
itu, kata dia menimbulkan ketidakpasitan yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu, dia berharap perguruan tinggi harus memfasilitasi
mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan mengubah pola-pola lama.
“Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program-program studi
di fakultas,” ujar Jokowi.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga menyampaikan hal serupa. Ia meminta
isu-isu radikalisme dan masifnya berita bohong (hoaks) harus menjadi perhatian
mahasiswa. Sebab hal itu merupakan awal dari tumbuhnya potensi perpecahan.
“Jangan sampai (mahasiswa) terjerumus dalam paham liberalisme,
sekularisme, dan radikalisme, dan mudah terpengaruh berita hoaks, yang selain
akan merusak citra kampus juga dapat menodai nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa,” kata Ma’ruf saat memberikan pengarahan bagai mahasiswa baru
Universitas Merdeka Malang, Selasa (14/9).
Merdeka dalam belajar
Jokowi mengingatkan perguruan tinggi harus memberikan mahasiswa
kemerdekaan untuk belajar. Dia meminta mahasiswa mendapat kesempatan untuk belajar
kepada siapa saja, seperti kepada praktisi.
“Karena sebagian besar mahasiswa nanti akan menjadi praktisi, sebagian
besar. Artinya, ada juga yang akan menjadi dosen, menjadi peneliti. Itulah
esensi merdeka belajar, di mana mahasiswa merdeka untuk belajar, dan juga
kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Jokowi.
Ma’ruf juga meminta para jajaran kampus dan tenaga pendidik lainnya
untuk memberikan perhatian dan juga penguatan dalam pengajaran wawasan
kebangsaan.
“Prinsip Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah perlu dijadikan
prinsip dan tekad dari seluruh warga kampus dan para mahasiswa terutama dalam
meningkatkan riset dan inovasi,” jelas Ma’ruf.
Mendikbutristek Nadiem Makarim juga meminta para mahasiswa untuk
mengeksplorasi pengalaman belajar di luar program studinya.
“Kemendikbutristek memberikan hak kepada semua mahasiswa di seluruh
Indonesia untuk belajar di luar program studinya atau di luar kampusnya selama
tiga semester,” jelas Nadiem.