Sains

Bahaya Limbah Sisa Makanan

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi

Limbah sisa-sisa makanan berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan. Padahal, sampah makanan sebenarnya dapat diolah lagi. 

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, total kerugian dari limbah makanan (food loss and waste/FLW) di dalam negeri pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun. Volume itu setara dengan Rp213 triliun-Rp551 triliun per tahun. 

Perhatian dunia: FLW saat ini menjadi perhatian serius negara-negara di dunia. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 poin ke-3, negara-negara di dunia diharapkan dapat mengurangi 50% limbah makanan per kapita di tingkat retail dan konsumen pada tahun 2030. 

Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia. Ini tidak lepas dari kebiasaan menyisakan makanan, karena berlebihan dalam mengkonsumsi ataupun memilih makanan yang tampilannya cantik. 

Makanan mubazir: Chef and Indonesian Food Ingredients Researcher Ragil Imam Wibowo mengatakan, restoran tertentu menyediakan makanan dengan tampilan yang menarik. Namun, sebagian makanan atau potongan yang tidak diperlukan akan dibuang begitu saja, tanpa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. 

Selain itu, banyak orang yang mengambil makanan tanpa memperhitungkan kemampuan tubuh dalam menerima. Imbasnya, banyak makanan yang tidak dihabiskan dan terbuang percuma. 

Biasanya, ini terjadi pada restoran atau hotel yang memberlakukan konsep prasmanan. Menurut Ragil, di Indonesia masih jarang restoran yang menerapkan sistem denda jika makanan yang telah diambil tidak habis. Ia menyarankan agar masyarakat memulai kesadaran untuk tidak membuang makanan. 

“Makan sesuai yang kita mau makan, jangan mubazir. Makan secukupnya, tidak over eating,” ujar Chef Ragil dalam diskusi PechaKucha Vol.46, dilansir dari Antara.

Saran: Saat makan bersama dengan rekan atau keluarga, kata dia, sebisa mungkin untuk memesan makanan meja atau sharing, sehingga bisa memilih beberapa menu dan risiko membuang makanan sisa berkurang. 

Selain itu, penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan saat berbelanja bahan makanan. Ini untuk mencegah keinginan konsumtif yang berujung pada membuang makanan. Masyarakat perlu untuk belajar mengolah sisa makanan di rumah. Sebab, tidak semua sampah makanan harus menjadi kompos.

“Potongan sayur atau buah bisa dijadikan makanan lain. Sayur bisa jadi sup, curry, atau gunakan untuk makanan lain,” ucapnya. 

Ampas kopi juga bisa diolah menjadi pupuk, lilin, scrub, gelas kopi, piring hingga arang.

Baca Juga:

5 Hotel Peninggalan Sejarah Indonesia 

Saat China Lakukan Tes PCR ke Ikan-Kepiting 

Puan Ungkap Topik Bahasan di Pertemuan PDI Perjuangan-NasDem

Share: Bahaya Limbah Sisa Makanan