Kesehatan

Tips Merencanakan Keuangan yang Ideal

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Ahli perencana keuangan mengimbau masyarakat agar lebih
mengutamakan menabung saat mendapat pemasukan. Perencana keuangan bersertifikat
Aliyah Natasya mengatakan, langkah itu sebagai salah satu cara untuk lebih
mengatur keuangannya dengan lebih baik.

“Sebelum mengatur cash flow, sebenarnya uang itu tuh
sifatnya sangat personal. Jadi yang harus kita atur adalah diri kita sendiri.
Kalau kita punya self control yang bagus, biasanya control management
keuangannya juga bagus,” kata Aliyah saat jumpa pers virtual, Selasa.

“Tipsnya jangan terbuai misal pandemi mau berakhir,
kita boleh leha-leha. Boleh, tapi yang kita tidak boleh terbuai adalah kita
tetap harus punya dana yang ditabung. Jadi berapapun dana yang masuk, 10 persen
sudah kita masukkan ke tabungan,” tambahnya.

Menabung dahulu: Lebih lanjut, Aliyah mengatakan bahwa
umumnya masyarakat mengeluarkan uang sesuai kebutuhan terlebih dulu. Setelah
itu, mereka baru akan menabung sisa uangnya setelah memenuhi seluruh kebutuhan
bulanan.

Namun, Aliyah menjelaskan menabung terlebih dulu adalah hal
penting yang harus dilakukan. Sebab jika sudah menabung, kebutuhan bulanan pun
secara otomatis akan mengikuti sisa keuangan yang dimiliki oleh masing-masing
individu.

“Kenapa harus ada yang ditabung terlebih dulu? Karena
manusia pada dasarnya akan survive dengan berapapun yang mereka miliki. Akan
cukup. Jadi kalau shopping dulu baru nabung, itu kebalik. Memang harus save
first, spend later,” jelas Aliyah.

Batasan: Jika memiliki cicilan, Aliyah juga menyarankan agar
masyarakat tidak memiliki tagihan lebih dari 30 persen dari jumlah pendapatan
masing-masing. Sebab jika lebih dari itu, maka dana untuk memenuhi kebutuhan
lain pun akan terganggu.

“90 persennya bisa disesuaikan untuk kebutuhan
masing-masing. Kalau memang kebutuhan utama 50 persen, 30 persen tuh sudah
cicilan. Cicilan apa saja. Batasi memiliki cicilan hutang lebih dari 30 persen.
Kenapa? Karena kalau lebih akan menyeret-nyeret ke kebutuhan yang lain,”
ujar Aliyah.

“Cuma yang kadang kita lupakan adalah kalau dikasih
limit, limit itu adalah milik kita seutuhnya. Jadi kadang mungkin kita bisa
melihat, misal dikasih limit 20 juta, sedangkan gaji kita hanya 6 juta. Nah
hal-hal seperti ini yang sebaiknya kita waspadai,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga

Share: Tips Merencanakan Keuangan yang Ideal