Isu Terkini

Tertipu Investasi Bodong Teman Kencan Online, Rugi Hampir Rp2 Miliar

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Hati-hati saat bertemu orang asing, apalagi di dunia virtual. Inilah pelajaran hidup sederhana dan berharga, sekaligus peringatan ke depan buat Risky usai menjadi korban penipuan investasi bodong yang dilakukan orang yang baru dikenalnya lewat aplikasi kencan daring.

Diajak buka bisnis logistik

Risky menceritakan awal mula dirinya menjadi korban penipuan investasi bodong saat berkenalan dengan seorang pria yang mengaku bernama Noah lewat Tinder pada tahun lalu. Sebetulnya, ia cuma iseng membuat akun di aplikasi kencan daring tersebut untuk membuka relasi pertemanan baru dengan orang lain yang berasal dari luar negeri.  

“Tahun lalu, bulan November saya memang mainan Tinder itu juga baru kali ini. Di Tinder kan, ada pilihan jangkauan kawannya. Saya buatnya enggak mau orang Indonesia, kepinginnya sama orang luar negeri. Habis itu kenalan sama orang mengaku namanya Noah, ngobrol-ngobrol terus ternyata orang ini cerita bekerja di Singapura. Nah, terus merasa relate karena tempat kerja saya juga punya office di Singapura,” ujar Risky kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Selasa (7/9/21).

Obrolannya dengan Noah, lanjut dia kian akrab. Risky yang bekerja di perusahaan konstruksi sedangkan Noah yang mengaku bekerja di bidang properti pun saling berbincang soal pekerjaan masing-masing. Dari obrolan ini, Risky mengetahui kalau Noah mengaku bekerja sebagai bagian pemasaran di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti di Singapura. 

Keakraban yang semakin terasa di antara keduanya membuat mereka akhirnya bertukar nomor telepon. Melalui percakapan di WhatsApp, Noah curhat bakal terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaannya terdampak pandemi Covid-19.

“Kami ngobrol-ngobrol terus akhirnya tukeran kontak, dia kemudian bilang kalau terkena dampak Covid-19 mungkin akhir tahun ini di-PHK. Terus aku tanya setelah di-PHK rencana dia apa karena ngomongnya kerja di Singapura tapi aslinya dari Hong Kong. Nah, terus dia bilang mau mencoba investasi di Indonesia. Dia bilang, ‘Saya dan teman saya mau buka usaha logistik di Indonesia’. Ngomongnya begitu,” jelasnya. 

Selepas itu, di bulan yang sama Noah mengajaknya untuk bertemu, bahkan mengajak untuk bergabung di dalam bisnis logistik yang direncanakannya. Namun, Risky menolak karena merasa tidak tertarik membangun bisnis logistik.

“Dia bilang kan tuh, mau bikin usaha logistik pengiriman barang dengan temannya yang ada di Cina yang katanya sudah duluan ada di Indonesia. Terus enggak lama, dia bilang mau datang ke Indonesia dan ngirim foto paspornya ke saya,” tuturnya. 

Berdasarkan foro paspor yang diterimanya, benar tertera kalau Noah yang memiliki nama asli Fang Nupya ini merupakan warga negara Hong Kong. “Kemudian yang mau saya sampaikan juga, saya dan Noah ini sama sekali tidak pernah bertemu apalagi kencan seperti yang disebutkan di salah satu media. Itu keliru, kami kenal di Tinder tapi sebatas chatting-an,” jelasnya.

Menawarkan investasi

Sewaktu mengaku sudah berada di Indonesia pada bulan Desember 2020, Risky mengatakan Noah mengajaknya untuk kopi darat. Akan tetapi, Risky terpaksa menolak ajakan Noah karena sedang banyak pekerjaan bertepatan dengan tutup buku perusahaannya. Tak lama ia diajak untuk ikutan investasi digital lewat platform bernama Jianhong Era.

“Saya bilang enggak bisa ketemu dia dulu karena sibuk, akhir tahun lagi ada audit perusahaan. Terus dia cerita kalau selama ini ada passive income lewat investasi dari platform punya Cina,” katanya.

Latar belakang Noah yang mengaku bekerja di bidang  marketing, membuat Risky merasa larut dalam penjelasannya dan tertarik untuk ikutan gabung. Ia lalu dijelaskan soal investasi yang disebut sedang menjadi tren saat ini di kalangan pencari platform investasi.

“Dia menjelaskannya bisa meyakinkan, akhirnya saya tanya karena dia bahas-bahas digital currency, terus saya tanya ini sama kayak uang kripto apa gimana? Kata dia ini beda model investasinya. Itu benar-benar masuk di otak saya kayak kena hipnotis,” ungkap dia.

Selepas itu, Noah memberikan tautan aplikasi investasi yang dimaksud kepadanya. Pria itu juga menawarkannya untuk memandu investasinya. “Dia bilang istilahnya kayak trading. Terus dia bilang mau guide saya. Dia juga meyakinkan saya bisa dapat passive income yang besar kalau kita main terus di sini. Kalau nge-rules terus passive income bisa sampai 20 persen.”

Risky lalu diminta melakukan deposit pertama sebesar Rp 2 juta. Ia pun bersedia. Saat itu, ia sama sekali tidak melihat ada yang mencurigakan dari praktik investasi ini.

“Saya coba setor Rp2 juta yang pertama dan di hari itu juga main nge-rules saya dipandu sama Noah. Uang Rp2 juta itu beneran malam itu one day service, saya bisa withdraw langsung. Saya masukin Rp2 juta dan kembali Rp2,3 jutaan,” ujarnya. 

Terjebak couple activity

Singkat cerita, Risky terlarut dalam investasi ini. Nilai top up yang disetorkan oun terus bertambah. Pada setoran kedua, ia menaruh uang sebesar Rp10 juta.

“Terakhir dari situ, saya dapat keuntungan Rp3 jutaan. Wah, lumayan banget dong. Siapa yang mau bayar gue segitu dalam sehari? Akhirnya dia nawarin couple activity di bulan Desember,” ucapnya.

Couple activity ini, kata dia merupakan program dari platform ini dalam rangka menyambut hari Valentine. Tanpa berpikir panjang, Risky mengiyakan.

“Program couple activity ini buat menyambut Valentine sampai bulan Februari nanti, dari penjelasan Noah begitu. Terus dia bilang kita bisa dapat bonus Rp200 juta. Wah menarik dong,” ucapnya.

Risky menuruti ajakan Noah dan masih belum curiga kalau dirinya sedang dijebak. Top up dibayarkannya melalui pembayaran virtual melalui sebuah platform perusahaan pembayaran. Ia terus menyetorkan uangnya hingga mencapai Rp 1,9 miliar atau nyaris Rp 2 miliar.

Namun, saat mau mencairkan uang hasil investasinya pada tanggal 16 Maret 2021, malah tidak bisa dengan berbagai alasan dari pihak platform. Total kerugian uang yang disetorkannya di investasi bodong ini nilainya hampir Rp2 miliar. 

“Saya coba withdraw, dia sama platform sama bahasanya meminta saya menunggu 3×24 jam karena uang yang ditarik cukup besar. Itu kan, Rp1,9 miliar. Dari rules permainan 20 persen, seharusnya kalau ini betulan investasi aku bisa dapat Rp3,5 miliar,” jelasnya.

Ada korban lain

Risky kemudian berusaha untuk mengajak Noah bertemu dan mendiskusikan masalah ini. Akan tetapi, Noah selalu mencari alasan untuk mangkir dari ajakannya.

“Pihak platform juga minta saya bayar uang Rp600 juta sebagai pajak ekspatriat. Soalnya saya orang Indonesia tapi trading di platform Cina. Itu pun saya akhirnya mau saja, bayar Rp600 juta. Gila enggak tuh!” ungkapnya.

Lantaran Noah tidak menunjukkan itikad baik untuk bertemu dengannya dan mulai curiga kena penipuan, Risky memutuskan untuk melaporkan Noah ke Polda Metro Jaya. 

Tanpa disangka, saat sedang membuat laporan, ia bertemu dengan perempuan yang juga menjadi korban penipuan Noah. Akan tetapi, platform yang dipakai untuk menipu berbeda nama.

“Korban satunya lagi ini kena tipunya nama aplikasinya Soaring Age. Dia ditangani di Polda Metro Jaya karena domisilinya, KTP dia Jakarta sedangkan saya diarahkan untuk ditangani Polda Banten karena rumah memang di Tangerang,” tuturnya.

Saat ini, kasusnya tengah didalami lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Informasi terkini yang disampaikan Risky, penyidik bakal memanggil pihak perusahaan pembayaran untuk kepentingan penyelidikan pada Jumat (10/9/21).

“Doakan saya bisa tetap waras menghadapi masalah ini dan pelajaran buat kita semua supaya lebih berhati-hati di dunia maya,” pungkasnya.

Share: Tertipu Investasi Bodong Teman Kencan Online, Rugi Hampir Rp2 Miliar