Keuangan

Negara G20 Racik Kebijakan Aset Kripto

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Antara

Aset kripto dan uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CDBC) akan menjadi topik utama agenda G20. 

Kripto dibahas G20: Aset kripto dan CDBC menjadi topik dalam rangkaian agenda 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20 yang berlangsung di Bali pada 11-17 Juli 2022.

Agenda pertemuan FMCBG dan FCBD itu akan membahas tren terbaru dalam industri digital keuangan. Nantinya, akan membahas bagaimana desain atau standar dari aset kripto dan CDBC, bagaimana perkembangannya, hingga diskusi panel untuk delegasi dari negara anggota G20. 

Demi pertumbuhan kripto: Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda menilai, pertemuan itu bisa memfasilitasi pertumbuhan industri kripto untuk mencapai keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko.

“Perkembangan aset kripto tak bisa dimungkiri sangatlah pesat. Momentum pertemuan 3rd FMCBG dan FCBD G20 di Bali nanti, bisa dimanfaatkan untuk setiap negara-negara G20 saling bertukar pikiran bagaimana perlunya pembuat kebijakan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko,” ucapnya, dalam keterangan tertulis. 

Harapan: Ia berharap, pertemuan itu bisa mendorong pertumbuhan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia. Tentunya, melalui regulasi yang matang dengan mengedepankan transformasi digital dan inklusivitas. Ia berharap para panelis yang terdiri dari perwakilan bank sentral, pejabat pemerintah, pengusaha, hingga akademisi, bisa mengenal konsep CBDC. 

Ia mengklaim, CBDC yang menggunakan teknologi blockchain bisa memberikan akses yang lebih luas dan mendorong inklusi keuangan. Menurutnya, aset kripto tetap tumbuh, meski saat ini market secara keseluruhan sedang mengalami kelesuan. Kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi. 

“Meski demikian, masih memungkinkan kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi,” tuturnya. 

Baca Juga:

Tips Anti Panik saat Kripto Rontok 

Mafia Brasil Sulap Cuan Hasil Tambang Emas Ilegal jadi Token Kripto 

Penipuan Rp59 Triliun, Ratu Kripto Jerman Jadi Buron Paling Dicari FBI 

Share: Negara G20 Racik Kebijakan Aset Kripto