Internasional

Fakta Kudeta di Guinea, Dilakukan Pasukan Khusus sampai Efek Aturan Presiden Tiga Periode

Maulana Iskandar — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi: Diego Gonzalez/ Unsplash

Sekelompok personel militer dilaporkan mengkudeta Presiden Guinea Alpha Conde pada, Minggu (5/9/2021). Menyebut dirinya sebagai Komite Nasional untuk Rekonsiliasi, mereka mengatakan telah membubarkan konstitusi dan akan membuat konstitusi yang lebih inklusif.

Berikut ini adalah beberapa fakta terkait dengan kudeta di Guinea:

Dilakukan pasukan khusus: Dilansir dari Afrika News, Kepala unit pasukan khusus Guinea Mamady Doumbouya diketahui sebagai dalang dari kudeta yang berlangsung. Dia muncul di tv dan memberikan pernyataan mengenai kudeta yang berlangsung. Doumbouya menilai bahwa Alpha tidak bisa mengurus negara, sehingga ia harus mengambil alih kekuasaan dengan dalih demi kepentingan negara dan rakyat.

Presiden tiga periode: Kudeta diketahui berawal dari amandemen konstitusi yang memungkinkan presiden menjabat selama tiga periode. Kemudian, tingginya praktik korupsi juga memicu kudeta.

Presiden ditahan: Dari video yang beredar di jejaring sosial memperlihatkan bahwa presiden sedang bersama para sejumlah personel militer. Tanpa diketahui lokasinya, presiden duduk di sofa mengenakan celana jins dan kemeja. Keberadaannya tidak diketahui sampai saat ini.

Rentetan tembakan: Dikutip dari New York Times, saat kejadian berlangsung sejumlah pasukan khusus melancarkan serangan ke istana presiden di Conakry selama berjam-jam. Setelah kejadian, beredar video yang menunjukkan Alpha Conde dikelilingi oleh pasukan khusus.

Pemberlakuan jam malam: Dikutip dari Aljazeera, militer yang melakukan kudeta pemberontakan mengumumkan bahwa pemberlakuan jam malam nasional sampai pemberitahuan lebih lanjut. Selain itu juga, mereka menutup semua perbatasan darat dan udara agar tidak ada intervensi asing.

Kudeta terjadi sehari sebelum kualifikasi piala dunia: Laga Guinea vs Maroko ditunda setelah terjadi kudeta militer. Laga kualifikasi piala dunia 2022 dijadwalkan hari Senin 6 September 2021. FIFA dalam pernyataan resminya memutuskan menunda laga tersebut untuk memastikan keselamatan dan keamaan pemain, serta melindungi seluruh perangkat pertandingan.

Share: Fakta Kudeta di Guinea, Dilakukan Pasukan Khusus sampai Efek Aturan Presiden Tiga Periode