Jumlah migran yang meninggal setelah terjebak dalam truk kontainer di pinggiran Kota San Antonio, Texas, Amerika Serikat (AS) pada Senin (28/6/2022), telah mencapai 51 orang.
Korban: Dilansir dari Texas Tribune, sebanyak 39 orang korban adalah laki-laki, sedangkan 12 lainnya perempuan. Sebanyak 46 migran dinyatakan tewas di tempat kejadian. Sisanya, telah meninggal dunia setelah dibawah ke rumah sakit (RS). Diketahui, lima dari 16 migran yang ditemukan hidup dalam truk kontainer telah meninggal setelah dibawa ke RS.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan, sebanyak 22 orang Meksiko, 7 orang Guatemala, dan 2 orang Honduras. Pejabat berwenang masih berupaya menentukan identitas dan kewarganegaraan dari beberapa korban. Hingga saat ini, sebanyak 34 korban telah diidentifikasi.
Pejabat dengan Investigasi Keamanan Dalam Negeri telah mengambil alih penyelidikan atas kematian para migran.
Pengemudi kontainer ditangkap: Kepala Polisi San Antonio William McManus mengatakan kepada The New York Times, polisi menangkap pengemudi truk kontainer itu di lapangan terdekat setelah melarikan diri dengan berjalan kaki. Kini, pengemudi truk kontainer itu berada dalam tahanan federal.
Berdasarkan dokumen pengadilan federal yang diajukan pada Selasa (28/6/2022), polisi pergi ke sebuah alamat di San Antonio yang terdaftar pada registrasi truk kontainer. Mereka menangkap Juan Francisco D’Luna-Bilbao dan Juan Claudio D’Luna-Mendez, kemudian mendakwa keduanya dengan kepemilikan senjata api secara ilegal setelah menemukan banyak senjata api di rumah tersebut.
Keduanya adalah warga negara Meksiko di negara itu secara ilegal setelah memperpanjang masa tinggal visa turis, dokumen tersebut menyatakan. Keduanya berada dalam tahanan federal.
Menyalin ID truk: Seorang pemilik perusahaan truk Texas Selatan mengatakan, truk kontainer pengangkut para migran – yang diparkir di daerah semi-pedesaan di sisi barat daya kota – ‘dikloning’ (menyalin/menggandakan).
San Antonio Express-News melaporkan, seorang pemilik perusahaan truk di Alamo mengatakan, truk di San Antonio memiliki warna dan nomor identitas yang sama dari Departemen Transportasi federal dan Texas DOT sebagai truk Betancourt Trucking and Harvesting. Akan tetapi, truk kloning tidak memiliki logo perusahaan, seperti yang dilakukan oleh truk bisnis lainnya.
Presiden dan CEO Texas Trucking Association John Esparza mengatakan, penyelidik mengkonfirmasi melalui tes diagnostik komputer truk bahwa itu bukan milik perusahaan Betancourt. Ia mengaku belum pernah mendengar penyalinan nomor ID dari truk mereka ke truk lain.
“Ini sangat jarang, tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, bagaimana Anda tahu?. Kecuali jika sesuatu yang buruk terjadi dan Anda mendapat telepon dari penegak hukum yang mengatakan, ‘Hei, kami membawa truk Anda di sini dan kami akan menyita truk Anda,’ dan Anda berkata, ‘Itu bukan truk saya. Saya sedang melihat truk saya,” ucapnya.
Hal biasa: Kematian migran di dekat perbatasan adalah hal biasa karena orang-orang berusaha melintasi medan terlarang tanpa air yang memadai. Kematian massal terkait penyelundupan baru-baru ini merupakan yang terburuk dalam sejarah Texas. Rekor terakhir terjadi pada 2003, ketika 19 orang tewas setelah terjebak dalam truk susu tanpa pendingin sejauh ratusan mil.
Baca Juga:
Bupati Bogor Sebut Imigran Ganggu Pariwisata di Puncak